Buwas Curhat ke Jokowi, BNN Kalah Teknologi dari Bandar Narkoba

Kepala BNN Buwas juga menyeluhkan masih adanya keterlibatan aparat, baik BNN, Polri, TNI, jaksa, hakim, hingga lapas dalam sejumlah kasus na

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 26 Jun 2016, 11:28 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2016, 11:28 WIB
Ilustrasi Narkoba (2)
Ilustrasi Narkoba

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional 2016 dilaksanakan di Lapangan Cengkeh, Taman Sari, Jakarta Barat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kepala BNN Komjen Budi Waseso (Buwas) hadir dalam acara ini.

Pada sambutannya, Buwas menyampaikan berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi BNN dalam memberantas narkoba. Salah satunya, ketinggalan teknologi dari para bandar narkoba.

"Di bidang pemberantasan, tidak memadainya teknologi pendeteksi jaringan dibanding yang dimiliki oleh sindikat jaringan narkotika itu sendiri," kata Buwas di lokasi, Jakarta, Minggu (26/6/2016).

Selain itu, dia menyinggung soal personel yang belum dilengkapi dengan sarana dan prasarana. Terutama, pasukan anjing pelacak untuk pengejaran sindikat narkoba.

"Kemudian, belum terpenuhinya pasukan K-9 secara kualitas dan kuantitas di daerah dan kurangnya dukungan dalam memutus jaringan gelap narkoba," imbuh Buwas.

Mantan Kabareskrim Polri itu juga menyeluhkan masih adanya keterlibatan aparat, baik BNN, Polri, TNI, jaksa, hakim, hingga lapas dalam sejumlah kasus narkoba. Mereka justru memberikan akses pada bandar dalam mengendalikan jaringan. Hal ini jelas semakin menyulitkan petugas dalam pemberantasan narkoba.

"Keterbarasan anggaran pembuntutan, pengejaran jaringan butuh biaya besar. Aset hasil TPPU belum dapat dimanfaatkan untuk operasi P4GN," lanjut Buwas.

"Menahan laju agresivitas narkoba butuh integrasi dan komitmen tegas dan strategis. Berusaha menjaga soliditas, nasionalisme, dan patriotisme dengan menegakan hukum bukan jadi bagian narkoba itu sendiri," pungkas Buwas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya