Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengumpulkan ulama dari berbagai organisasi Islam di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pertemuan dilakukan di Istana Merdeka pada pukul 10.30 WIB, Selasa (1/11/2016).
Para ulama seperti Ketua MUI Ma'aruf Amin, Ketua PBNU Said Aqil Siradj, dan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir telah hadir di Istana. "Kita semua kan ingin negara ini kita jaga persatuan, kita jaga supaya tetap utuh, supaya tak ada yang memecah-belah," kata Ma'aruf di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Sementara, Ketua PBNU Said Aqil akan menyampaikan beberapa hal kepada Jokowi. Said Aqil juga mengapresiasi langkah Jokowi untuk terus mengajak masyarakat menjaga persatuan dan berupaya mendinginkan suasana di tengah panasnya situasi politik saat ini.
Advertisement
"Ya panas ya, sepertinya panas. Melalui medsos, melalui Twitter itu kan agak panas ya. Mudah-mudahan sih tidak benar, tidak panas. Mudah-mudahan biasa-biasa saja," kata Said.
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar, pun memberikan pandangan serupa. Dia menilai upaya Jokowi untuk mencari solusi atas kondisi bangsa yang sekarang ini sangat baik. Haedar berharap keadaan kehidupan kebangsaan berjalan dengan suasana damai, demokratis, dan tidak menimbulkan kerugian seluruh kehidupan bangsa.
"Tidak hanya itu (soal demo 4 November) saya pikir, untuk pilkada secara keseluruhan karena Indonesia luas tentu DKI ada di Ibu Kota memerlukan perhatian semua pihak. Tetapi poin kita bagaimana kehidupan politik nasional kita tetap elegan dan bermartabat," ujar Haedar.
Ketika bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jokowi mengaku akan merangkul seluruh pihak di Tanah Air untuk menciptakan perdamaian.
"Tokoh-tokoh agama ikut mendinginkan suasana memberikan kesejukan. Tokoh politik memberikan suasana kesejukan," ujar Jokowi.
Hal ini dia katakan ketika bersiap menghadapi demonstrasi yang akan dilakukan ratusan ribu umat Islam pada Jumat, 4 November nanti. Pemicunya adalah perkataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait surat Al-Maidah 51 yang dianggap telah melukai perasaan umat Islam.