Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pernyataan keras terkait sejumlah isu politik nasional yang dirasa dialamatkan kepadanya. SBY membantah tudingan sebagai motor penggerak motor penggerak demo 4 November lusa.
Dalam pernyataan terbuka yang disampaikan di kediamannya, Puri Cikeas Bogor, Jawa Barat, SBY menumpahkan keluh kesahnya.
"Intelijen harus akurat. Jangan berkembang menjadi intelijen siang ngawur dan main bodoh. Saya kira bukan intelijen seperti itu yang harus hadir di negeri tercinta ini," kata SBY seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (2/11/2016).
Advertisement
Tidak hanya itu, soal dokumen aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir yang hilang, hingga soal rumah yang diberikan pemerintah kepadanya, diungkap oleh mantan Presiden RI tersebut.
Sebelumnya, pada Selasa 1 Oktober kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat ini bertemu Menko Polhukam Wiranto secara tertutup. Usai pertemuan setengah jam, SBY langsung naik mobil tanpa menjawab pertanyaan awak media yang telah menunggu.
Sementara itu, Wiranto menyebut, pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahmi biasa. Dia membantah membahas soal unjuk rasa 4 November , juga soal isu berkas TPF Munir hilang.
Setelah bertemu Menko Polhukam, malamnya SBY bertemu Wakil Presiden Yusuf Kalla (JK) di rumah dinas Wapres. Pertemuan selama 45 menit itu berlangsung tertutup, dan sikap SBY sama, tidak memberikan keterangan apapun.
Jusuf Kalla mengungkapkan, kedatangan SBY untuk memberikan masukan soal aksi unjuk rasa sejumlah ormas Islam pada 4 November nanti. JK pun menepis isu bahwa Ketua Umum Partai Demokrat itu diduga turut menjadi penggerak aksi demo.