Liputan6.com, Jakarta Warga Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh yang menjadi korban gempa lebih memilih tinggal di pengungsian karena khawatir bahaya bila tinggal di rumah. Mereka masih trauma akibat gempa Aceh berkekuatan 6,5 SR yang mengguncang pada Rabu 7 Desember 2016.
Koordinator pengungsi di lokasi pengungsian Dayah Kleng, Pusat Pasar Meureudu, Darwis Daud, Kamis 8 Desember 2016 mengungkapkan, umumnya warga lebih memilih tinggal di pengungsian daripada tinggal di rumah. Alasannya, warga lebih merasa aman dan nyaman tinggal di pengungsian untuk menghindari bahaya.
Baca Juga
"Warga lebih memilih tinggal di pengungsian daripada tinggal di rumah, karena khawatir bila tinggal di rumah, bahaya dapat mengancam. Umumnya rumah banyak sudah retak dan dikhawatirkan roboh," ungkap Darwis seperti dilansir dari Antara, Jumat (9/12/2016).
Advertisement
Hanafiah, pengungsi lainnya mengaku, dia dan keluarganya tidak bisa lagi tinggal di rumah. Sebab, dinding rumahnya retak dan lantai terangkat akibat gempa Aceh.
"Makanya kami lebih memilih tinggal di pengungsian. Supaya lebih aman dan tidak khawatir terjadi apa-apa apabila ada gempa susulan karena dinding sudah tidak kuat lagi," kata Hanafiah.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari koordinator pengungsi, jumlah pengungsi akibat gempa Aceh di lokasi pengungsian Dayah Kleng sekitar 300 jiwa. Mereka tidur di masjid dan di sekitar lokasi atau halaman masjid. Sementara untuk kondisi air bersih dan makanan, tercukupi dengan baik.