Jokowi Bahagia Umat Islam Indonesia di Tiongkok Diperlakukan Baik

Jokowi terkejut setelah mendapatkan informasi bahwa umat Islam di daratan Tiongkok mencapai angka 23 juta jiwa.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Mei 2017, 16:57 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2017, 16:57 WIB
Jokowi di Beijing
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat mengunjungi masjid tertua di Beijing, China. (Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Beijing - Presiden Joko Widodo atau Jokowi merasa bahagia karena umat Islam asal Indonesia di Tiongkok diperhatikan dan diperlakukan dengan baik oleh pemerintah setempat.

"Yang pertama saya sangat senang dan bahagia bahwa umat Muslim Indonesia yang berada di Tiongkok ini sangat didukung dan diberikan ruang yang sangat baik oleh pemerintah Tiongkok," ujar Jokowi setelah bertemu Presiden Asosiasi Muslim RRC Yang Faming di kompleks Masjid Niujie, Beijing, Minggu (14/5/2017).

Dalam pertemuan tertutup itu, Jokowi terkejut setelah mendapatkan informasi bahwa umat Islam di daratan Tiongkok mencapai angka 23 juta jiwa, dengan jumlah masjid di Beijing sebanyak 70 unit, dan di seluruh daratan Tiongkok sebanyak 23 ribu unit.

"Terus terang saya baru tahu dan sangat kaget, karena ini jumlah yang saya kira tidak sedikit," kata Jokowi yang saat itu mengenakan setelan jas lengkap dengan peci hitam.

Relasi budaya Islam antara Indonesia dengan Tiongkok, menurut Jokowi, sudah berlangsung sejak abad ke-15. "Pada abad itu Muslim Tiongkok datang ke Indonesia untuk berdagang, dan mereka mendarat di Jawa seperti di Lasem (Jateng) dan tempat lain di Indonesia, di Palembang (Sumsel)," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan salam takzimnya kepada seluruh umat Islam yang berada di daratan Tiongkok.

"Tadi melalui Bapak Imam (masjid) dan Bapak Ketua (Presiden Asosiasi Muslim RRC), saya sampaikan salam saya untuk umat Islam di Tiongkok," kata dia.

Jokowi bersama rombongan tiba di kompleks Masjid Niujie sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Begitu memasuki kompleks masjid yang dibangun pada 996 Masehi itu, dia langsung mengambil air wudu untuk menunaikan salat sunah tahiyyatul masjid.

Jokowi kemudian mendengarkan penjelasan mengenai sejarah berdirinya masjid terbesar di Beijing itu, dari Ali Yang Gunjun yang sehari-hari bertindak selaku imam masjid tersebut.

Cendera Mata Kaligrafi

Jokowi lalu memberikan Kaligrafi Arab, Mushaf Alquran berasal dari Indonesia, kopiah hitam, dan sarung kepada Imam Ali sebagai cendera mata khas Nusantara.

Sebaliknya, Imam Ali memberikan kenang-kenangan berupa Kaligrafi Arab bertuliskan kalimat tauhid lengkap dengan terjemahan bahasa Mandarin dan buku mengenai perjalanan Islam di Tiongkok.

Setelah itu, Jokowi menyempatkan diri berziarah ke makam pendiri dan imam Masjid Niujie, Syekh Ali Imaduddin dan Syekh Ahmad Alburthoni.

Di depan pusara kedua syekh yang berada di sudut kompleks masjid itu, Jokowi didampingi imam membaca doa ziarah kubur selama beberapa menit.

Selama kunjungan di masjid yang didominasi gaya arsitektur China kuno tersebut, Jokowi didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Duta Besar RI untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo.

Dalam kunjungan itu, Jokowi juga menyalami beberapa WNI yang tinggal di Beijing, baik untuk keperluan kerja, maupun menuntut ilmu.

Kunjungan Jokowi ini dilakukan di sela menghadiri KTT Jalur Sutera dan Sabuk Maritim Baru untuk Kerja Sama Internasional (Belt and Road Forum).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya