Liputan6.com, Jakarta Chairman Jababeka Group, S.D. Darmono pada Kamis (8/6) kemarin resmi meluncurkan buku berjudul Building A Ship While Sailing. Hadir dalam acara peluncuran sekaligus bedah buku ini antara lain, Prof. Komaruddin Hidayat (Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Mohammad Mahfud M.D. (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), dan Andrie Wongso (seorang motivator Indonesia) sebagai pembicara.
Dalam penjelasannya, S.D. Darmono menyampaikan bahwa buku ini untuk membangun negara sambil tetap bekerja untuk kemandirian diri sendiri. Judulnya terinspirasi oleh kata-kata Prof. Emil Salim-seorang ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar, dan politisi Indonesia-bahwa “kita ini membangun negeri seperti membangun kapal sambil berlayar”.
Dalam buku tersebut Darmono berpandangan bahwa buku ini merupakan refleksi dan kontribusinya dalam membantu pemerintah mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Menurutnya pembangunan ekonomi bukanlah satu-satunya permasalahan di Indonesia.. Pemikirannya juga menjangkau masalah budaya dan pendidikan, melebihi kapasitasnya sebagai seorang pengusaha.
Advertisement
Membaca judul buku ini, kesan yang muncul dari Penulis itu dipengaruhi kenyataan bahwa kita tinggal di negara kepulauan. Maka dari itu, beliau mengambil metafor bangsa ini bagaikan kapal besar yang tengah mengarungi samudera nan luas, sementara proyek membangun kapal besar itu belum jadi sebagaimana yang diinginkan oleh pendiri bangsa.
Dengan pengantar dari Prof. Komaruddin Hidayat, buku ini refleksi tentang keindonesiaan yang bisa menjadi roadmap untuk menggapai Indonesia sejahtera karena diuraikan secara mendalam penuh makna. Alam pikiran pembacanya dibawa menuju rumah Indonesia yang hidup, terang, penuh peluang. dan harapan.
Spirit keindonesiaan yang dinyalakan dalam buku ini tidak hanya dipantik oleh romantisme kesejarahan masa lalu, namun juga bagaimana bangsa besar yang meraih kemerdekaan dengan berdarah-berdarah ini bangkit melanjutkan perjuangan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada untuk keluar dari jepitan persaingan global negara-negara penguasa ekonomi dunia.
Setyono Djuandi Darmono lahir di Yogyakarta pada 26 April 1949, kemudian menikah dengan Rosylawati Dewi Darmono dan dikarunia tiga orang putra. Beliau merupakan tokoh pendiri dan Chairman Jababeka Group.-perusahaan kawasan industry terbesar di Asia Tenggara-serta pendiri PT Banten West Java Tourism Development Corporation (TDC), Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, PT Jababeka Morotai telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan Joint venture dengan Sembawang Corporation membangun kawasan Industri Kendal.
Selain dalam dunia bisnis, beliau juga aktif dalam dunia sosial, seperti dalam Yayasan Tidar Heritage-bertujuan merevitalisasi dan mengembangkan komunitas di kawasan Candi Borobudur dan daerah sekitarnya, dan Yayasan Pendidikan Universitas Presiden- bergerak dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan standar pendidikan internasional bagi generasi muda yang kurang mampu di tanah air.
Pengetahuan dan pengalaman beliau tuliskan dalam buku-bukunya yaitu Menembus Batas, Membangkitkan Tantangan Baru untuk Menciptakan Lapangan Kerja: Peranan Kawasan Industri Jababeka Dalam Pemberdayaan UKM, President University: Kontribusi Bagi Ibu Pertiwi, Think Big Start Small Move Fast, dan One City One Factory: Mewujudkan 100 Kota Baru.
Powered By:
Jababeka