Cegah Trauma Anak Indria Kameswari, Polisi Lakukan Pendampingan

Pegawai BNN Indria Kameswari ditembak oleh suaminya sendiri. Peristiwa itu disaksikan oleh anaknya.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 06 Sep 2017, 13:42 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2017, 13:42 WIB
Achmad Sudarno/Liputan6.com
Rumah Indria Kameswari di garis polisi. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Perumahan River Valley, Cijeruk, Bogor, digegerkan dengan teriakan seorang anak kecil saat salat Idul Adha berlangsung. Mereka pun segera mengecek ke sebuah rumah kontrakan pegawai BNN Indria Kameswari.

"Ibu meninggal...Ibu meninggal...," teriak anak korban.

Warga pun langsung datang ke rumah korban. Mereka menemukan Indria Kameswari tertelungkup di kamar mandi. Dia tewas ditembak suaminya sendiri. Peristiwa itu disaksikan oleh anak pasangan tersebut.

Agar anak yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak itu tidak trauma, polisi melakukan pendampingan terhadapnya.

"Untuk anak kita lakukan pendampingan dan perlakuan khusus oleh unit PPA kerja sama dengan P2 TPA," ujar Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky Pastika ketika dihubungi Liputan6.com, dari Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Sebelumnya, polisi mengatakan juga sempat menanyakan runutan pembunuhan ke anak korban. Pendampingan juga dilakukan pada saat itu.

Sebab, pelaku masih bungkam terkait alasan dia menembak sang istri. Begitu pula soal asal senjata yang digunakannya untuk melakukan pembunuhan pegawai BNN tersebut.

 

Bungkam

Polisi masih mencari senjata yang digunakan pembunuh pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) Bogor Indria Kameswari, Abdul Malik Aziz. Kepada polisi, pria 39 tahun itu mengakui telah menembak wanita berjilbab tersebut, yang adalah istrinya sendiri.

"Senpinya ini, saat ini sedang kita cari," kata Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky Pastika ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Menurut dia, Abdul yang akrab disapa Akbar itu belum mau membuka mulut soal beberapa hal kepada penyidik terkait pembunuhan pegawai BNN itu. Termasuk soal di mana dia menyembunyikan senjata apinya.

"Yang bersangkutan mengakui juga perbuatannya. Tapi tidak kooperatif karena menyembunyikan senjata apinya," ujar Dicky.

Karena itu, polisi belum bisa mengonfirmasi terkait kepemilikan senjata, apakah senjata tersebut milik AM atau Indria.

Dari hasil olah TKP, polisi menemukan luka di bagian punggung korban. Dicky memastikan hasil olah TKP menunjukkan korban tewas diduga kuat karena dibunuh.

Selain adanya luka di bagian tubuh pegawai BNN tersebut, terdapat ceceran darah di lantai rumahnya.

Saksikan video berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya