Elite Golkar Sudah Bicarakan Pengganti Setya Novanto

Partai Golkar sudah membicarakan penggantian Setya Novanto sebagai ketua umum.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 20 Nov 2017, 14:08 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2017, 14:08 WIB
Setya Novanto
Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto saat tiba di Gedung DPP Golkar, Jakarta, Rabu (11/10). Rapat pleno ini dipimpin langsung oleh Setya Novanto setelah dirinya kembali sehat setelah menjalani perawatan di rumah sakit. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar sudah membicarakan penggantian Setya Novanto sebagai ketua umum. Politikus senior Partai Golkar, Fadel Muhammad, menyampaikan para elite partai beringin sudah membicarakan penggantian tersebut.

"Di dewan pembina (sudah) membicarakan hal ini bersama Pak Aburizal Bakrie untuk melihat apakah perlu menunjuk pelaksana tugas ketua umum," kata Fadel kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (20/11/2017).

Menurut dia, banyak tokoh muda di Golkar yang potensial menjadi pelaksana tugas ketua umum. Antara lain Airlangga Hartanto dan Agus Gumiwang.

"Terus ada Idrus Marham, Bambang Soesatyo, Zainudin Amali dan banyak itu tokoh-tokoh muda yang kita dorong. Beri kesempatan yang muda-muda saja," ujar Fadel.

Dia menekankan, Golkar harus memilih sosok pengganti Setya Novanto yang bisa diterima oleh semua kader dan pemerintah. Tujuannya agar Golkar tidak lagi terjadi dualisme yang bisa membuat partai terpecah.

"Ya jelas harus yang bisa diterima oleh semua pihak (kader Golkar), agar tidak lagi terjadi gesekan di internal," ucap Fadel.

 

 

Wacana Munaslub

Fadel menilai, ada dua langkah yang bisa dilakukan Golkar untuk menentukan pengganti Setya Novanto sebagai ketua umum. Pertama dengan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Kedua menunjuk pelaksana tugas.

"Memang bisa dilakukan Munas, tapi menurut saya jangan terburu-buru untuk Munas. Menurut saya harusnya menunjuk pelaksana tugas dulu," kata Fadel.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini menilai, jika Golkar melakukan Munas secara terburu-buru, perpecahan akan kembali terjadi.

"Nanti repot, kita lagi bahas pilkada juga repot kalau terjadi (perpecahan) lagi," ujar dia.

Meski Munaslub bisa dilakukan, Fade mengatakan, sebaiknya Golkar merapatkan barisan untuk menunjuk pelaksana tugas ketua umum.

"Kalau sudah ditunjuk pelaksana tugas yang bisa diterima oleh semua, maka tinggal pelaksana tugas yang menentukan Munas. Tapi jangan terburu-buru Munas," imbau Fadel.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya