Polisi Bakal Usut Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Jakarta

Menurut polisi, sulitnya menemukan gas elpiji 3 kg karena pihak produsen mengalokasinnya ke tabung 5 kg.

oleh Achmad SudarnoMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Des 2017, 22:49 WIB
Diterbitkan 07 Des 2017, 22:49 WIB
Cegah Subsidi Salah Sasaran, Pertamina Labeli Tabung Gas Elpiji 3Kg
Sejumlah elpiji tiga kg bertuliskan "Hanya untuk Masyarakat Miskin" di Karet Kuningan, Jakarta, Selasa (26/5/2015). PT Pertamina sudah melabeli tabung bertuliskan "Hanya untuk Masyarakat Miskin". (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kelangkaan gas Elpiji 3 kg mulai meresahkan masyarakat Ibu Kota. Mendalami adanya dugaan oknum, Polda Metro Jaya menyatakan siap mengonfirmasi hal terkait kepada pihak bersangkutan.

"Nanti kita tanyakan ke Pertamina ya, nanti keterangan akan kita sampaikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (7/12/2017).

Menurut Argo, sulitnya menemukan gas elpiji 'si melon' karena pihak produsen mengalokasinnya ke tabung 5 kg. Langkah ini diambil lantaran banyak konsumen bukan dari golongan mampu turut menikmati gas ukuran tersebut.

"Seperti apa yang kita komunikasi dengan pihak pertamina, kan 3 kilo untuk membantu masyarakat kurang mampu. Ternyata setelah dilakukan penelitian dilapangan, orang berpunya pun menggunakan itu. makanya pertamina mengalihkan yang 5 kg pengiriman ke Jakarta," Argo menutup.

Sementara di Bogor, Jawa Barat, gas elpiji 3 Kilogram di sejumlah wilayah Kota dan Kabupaten masih langka dalam dua pekan terakhir.

Operasi pasar yang digelar PT Pertamina melalui Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Bogor diserbu warga. Mulai dari kalangan ibu rumah tangga, bapak, remaja hingga anak-anak rela mengantre untuk mendapatkan gas melon ini.

Bahkan seorang pegawai negeri sipil (PNS) pun turut mengantre untuk mendapatkan gas bagi masyarakat kurang mampu.

Seperti operasi pasar di Jalan Paledang, Kelurahan Paledang, Kota Bogor, Kamis (7/12/2017) pagi.Seorang PNS yang diketahui bertugas di Kelurahan Paledang ini ikut mengantre di antara deretan warga yang membawa tabung kosong gas elpiji 3 kg.

 

PNS Malu-Malu

warga mengantre untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg yang langka dalam beberapa hari. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

PNS yang mengenakan kemeja putih dan celana bahan warna hitam itu nampak seperti malu-malu. Sesekali dia menutupi raut wajahnya dan memalingkan badannya ke arah dinding bangunan sambil mengeluarkan tabung kosong dari kantong plastik warna hitam.

Tanpa ada yang komplain dari panitia, PNS tersebut mendapatkan gas yang diperuntukkan warga miskin ini.

Ketua Hiswana Migas Bogor, Bahriun, sebelumnya menyatakan bahwa operasi pasar gas elpiji 3 kg diperuntukkan bagi warga kurang mampu dan berpenghasilan di bawah Rp 2 juta per bulan.

"Untuk mendapat gas ini juga harus menunjukkan KTP," kata Bahriun.

Sementara itu, kelangkaan gas elpiji 3 kg masih terjadi di beberapa daerah di Bogor. Meskipun ada, harganya melambung tinggi.

"Barusan di warung ada, baru datang. Tapi harganya naek dari Rp 20 ribu jadi Rp 24 ribu," kata Herlina warga Pamoyanan, Kota Bogor.

Diana Rusdiana warga Bantar Kemang, Kota Bogor menilai, operasi pasar yang digelar Hiswana Migas tidak merata. "Di daerah saya belum pernah ada operasi pasar. Padahal sudah seminggu gas langka," ungkap Diana.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya