Insiden Pilu Ambruknya Balkon BEI

Sebanyak 77 orang menjadi korban atas peristiwa ambruknya balkon lantai 1 Tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Hanz Jimenez SalimNafiysul QodarNanda Perdana PutraMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Jan 2018, 00:07 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2018, 00:07 WIB
Garis Polisi Paska Ambruknya Balkon BEI
Petugas berjaga dekat garis polisi yang terpasang setelah ambruknya Selasar Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (15/1). Belum diketahui penyebab robohnya langit-langit Tower II gedung BEI tersebut. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Suara berdebum kencang mengagetkan para karyawan dan pengunjung di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta siang itu. Suasana ruangan yang terang mendadak gelap, dipenuhi debu tebal.

Tak butuh waktu lama mencari asal suara, ternyata balkon lantai 1 Tower II Gedung BEI ambruk sekitar pukul 11.55 WIB. Puluhan orang terluka tertimpa dan terkena reruntuhan. Bahkan diperkirakan ada 50 orang yang berada di balkon saat ambruk.

Suasana mendadak panik. Para karyawan dan pengunjung BEI langsung berhamburan keluar gedung. Sejumlah petugas dan para pegawai BEI langsung mengevakuasi korban.

Para korban ditempatkan sementara di halaman BEI sambil menunggu dibawa ke rumah sakit dengan taksi dan ambulans.

Suasana panik mewarnai proses evakuasi di tempat kejadian. Beberapa di antara mereka berdarah.

Salih, salah pegawai BEI kepada Liputan6.com mengatakan, seluruh petugas menginstruksikan kepada pegawai yang di dalam untuk keluar dari gedung.

Lokasi ambruknya balkon pun dipasang garis polisi.

Petugas medis dibantu warga mengevakuasi korban ambruknya balkon BEI di Jakarta, Senin (15/1). Kebanyakan korban mengalami luka dan patah tulang. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Korban Patah Tulang

Sebanyak 77 orang menjadi korban atas peristiwa ambruknya balkon lantai 1 Tower II Gedung BEI Jakarta. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 11.55 WIB. 

Menurut Argo, empat rumah sakit yang digunakan adalah RSAL Mintoharjo, RS MRCCC, RSPP Pertamina, dan RS Siloam Jakarta.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menegaskan, ambruknya balkon lantai 1 Gedung BEI bukan karena bahan peledak.

"Kami pastikan kejadian ini bukan karena adanya bahan peledak atau bom," kata Setyo Wasisto di lokasi kejadian, SCBD, Senin (15/1/2018).

Head Bussiness Development RS Siloam Semanggi, Triana Tambunan, mengatakan, pihaknya menerima 30 korban balkon BEI ambruk. Mereka langsung ditangani di ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Mereka yang dirawat ada yang pakai baju mahasiswa hingga karyawan.

"Teregistrasi 30 korban. Satu orang patah tulang, tiga orang diduga patah tulang. Lainnya masih dalam tahap evaluasi," kata Triana di depan ruang UGD RS Siloam, Semanggi, Jakarta, Senin (15/1/2018).

Sementara itu, 17 pasien korban ambruknya balkon BEI juga masih dirawat di Rumah Sakit Laut (RSAL) Mintohardjo, Jakarta Pusat. Tiga orang di antaranya mengalami luka patah tulang cukup parah. 

Lantai Balkon Tower II BEI Ambruk (Liputan 6)

Satu orang di antaranya yakni Deka yang mengalami luka parah di empat titik. Yakni patah tulang di bagian siku kiri, tulang kemaluan (pelvis), mangkok panggul (asetabulum), dan tulang punggung.

"Siku kiri, terus tulang kemaluan, juga bagian mangkok atau asetabulumnya bagian kiri patah, retak bagian panggulnya, terus tulang punggungnya ruas kelima juga kompresi," ujar Kepala Departemen Penyakit Dalam Kolonel dr Eko PAW di Ruang UGD RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).

Dua pasien lainnya, yakni Karmeta dan Indah mengalami patah tulang di bagian panggulnya. Namun Eko tidak mengetahui secara pasti pemicu luka tersebut. Diduga kuat, ketiga korban berada di atas balkon gedung BEI saat runtuh.

"Kemungkinan jatuhnya terduduk kena pantatnya dulu, atau berdiri (posisi kuda-kuda). Soalnya tulang panggulnya patah," kata dia.

Eko memastikan, ketiga pasien yang mengalami luka parah itu dalam kondisi sadar. Rencananya tim dokter RSAL Mintohardjo akan melakukan operasi terhadap lima pasien malam ini.

"Kalau Deka operasinya cuma sikunya saja. Nanti dipasangin pelat," ucap Eko.

Butuh perawatan intensif terhadap para korban yang mengalami luka serius selama dua hingga tiga pekan. Tim dokter menggunakan metode skin traksi untuk penyembuhan tulang-tulang korban ambruknya balkon BEI ini.

Tujuan traksi, kata Eko, yakni untuk mengistirahatkan persendian supaya tulang yang sempat renggang dari asetabulum kembali menempel ke posisi semula.

"Tidak dioperasi, dikonservatif, ditraksi. Tadinya kan gini (longgar) ditarik supaya gini (rapat lagi)," jelas dokter spesialis ortopedi tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyambangi lokasi ambruknya balkon BEI. Dia memastikan semua korban ambruknya balkon mendapatkan perawatan.

Menurut dia, biaya pengobatan para korban akan ditanggung oleh pihak terkait. Misalkan, pekerja BEI, biayanya akan ditanggung BPJS Kesehatan.

"Adapun yang sedang berkunjung mahasiswa akan ditanggung oleh asuransi dari pengelola gedung," kata Anies Baswedan.

 

 

 

 

Rekaman CCTV

Kepanikan Karyawan Saat Balkon Atap BEI Ambruk
Sejumlah karyawan berkumpul di sebrang kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) saat balkon lantai 1 bangunan ambruk, Jakarta, Senin (15/1). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Insiden ini sempat terekam oleh kamera pengawas di gedung tersebut. Dari video yang beredar, terlihat puluhan mahasiswa yang menggunakan jaket almamater berwarna biru tua tengah berkeliling di balkon Gedung BEI.

Beberapa di antaranya berusaha mengabadikan momen tersebut dengan berswafoto bersama di balkon. Sejumlah mahawasiswa pun berkumpul di balkon tersebut.

Namun, saat tengah asyik mengarahkan kamera ponsel, tiba-tiba konstruksi balkon perlahan-lahan ambruk. Sementara itu, ada beberapa orang yang melintas di bawah balkon.

Para mahasiswa yang mayoritas perempuan ini pun langsung berjatuhan mengikuti ambruknya balkon.

Sementara di video yang lain, belasan mahasiswa berusaha berlari menghindari konstruksi balkon BEI yang ambruk tersebut.

Tetty Siahaan (50), seorang karyawan swasta, sempat mendengar suara gemuruh sesaat sebelum ambruknya balkon di lantai 1 BEI, Jakarta.

"Suara gemuruh. Saya kirain satu gedung roboh. Enggak tahunya dinding sama balkon," tutur Tetty Siahaan (50), seorang karyawan swasta yang tengah berada di BEI di RS Siloam, Semanggi, Jakarta, Senin (15/1/2018).

Seorang wanita korban ambruknya balkon BEI berada didalam mobil ambulanss usai dievakuasi petugas medis di Jakarta, Senin (15/1). Kebanyakan korban mengalami luka dan patah tulang. (Liputan6.com/Arya Manggala)

 

Bahkan, ucap Tetty, ia sempat kesulitan mencari jalan keluar dari lokasi kejadian. Alhasil, ia dan para korban lain merobohkan dinding kayu di salah satu kedai kopi. 

Oktarina Sarah (20) turut menjadi korban. Mahasiswi Universitas Bina Darma Palembang itu dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, Jakarta Pusat.

Saat itu, dia bersama 94 mahasiswa Universitas Bina Darma dan empat dosennya baru tiba di Gedung BEI sekitar pukul 11.50 WIB. Dia baru menginjakkan kakinya di lobi Tower 2 Gedung BEI. Tiba-tiba sebagian bangunan ambruk. Suasana mencekam. Ratusan orang di dalam gedung tersebut panik. Sirine gedung berbunyi.

"Situasinya itu, apa itu, kayak amburadul semua gitu. Tiba-tiba sudah ada yang digotong keluar. Tapi yang nolong orang dari luar semua," ujar Oktarina di RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).

Dia tidak mengingat pasti ada berapa orang yang terjatuh dan tertimpa reruntuhan saat itu.

"Kami baru mau ke situ, tiba-tiba (ada bangunan) jatuh. Kayak kami sudah jatuh semua. Cuma kayaknya 15 orang yang selamat," ucap mahasiswi semester V tersebut sambil sesekali melihat pesan dari ponselnya yang retak.

Oktarina tidak mengalami luka parah. Kaki kirinya baru saja dijahit dan telah dibalut perban. "Dijahit karena luka robek. Kayak kena kaca."

Sebagian korban pun sudah diperbolehkan pulang karena dinyatakan hanya mengalami luka ringan.

"Ada lima orang yang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter," kata Head Bussiness Development RS Siloam, Triana Tambunan di RS Siloam.

Menurutnya, para korban yang dirawat inap mengalami luka cukup berat akibat ambruknya balkon gedung BEI. Diagnosisnya yakni patah tulang.

"Ada yang di panggul, kaki, dan tangan," Triana memungkas.

Audit Gedung BEI

Potret Ambruknya Atap Balkon Gedung BEI Bidikan Warganet
Ambruknya Atap Balkon Gedung BEI (Petrichoryan/twitter.com)

Pengelola Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Farida Riyadi memastikan aktivitas di Tower I BEI akan tetap berjalan normal. Terkait Tower II atau lokasi insiden, pengelola masih menunggu hasil update Puslabfor Polri.

"Besok akan beroperasi kembali normal untuk tower I, perdagangan juga normal. Tower II saya masih menunggu puslabfor proses penyidikan," kata dia saat jumpa pers di Gedung BEI, Senin 15 Januari 2018.

Sejauh ini, pihak pengelola belum bisa berspekulasi soal dugaan penyebab insiden yang memakan puluhan korban luka tersebut. Kendati, pengelola berjanji untuk membantu biaya perawatan seluruh koban.

"Dugaan kami belum tahu dan tidak berkompeten, untuk seuruh korban kami cover seluruhnya," jelas Direktur Cushman and Wakefield Indonesia itu.

Dia mengatakan, pemeriksaan berkala Tower I dan Tower II BEI sudah berjalan secara normal. Tinjauan terakhir, diketahui pada pertengahan 2017.

"Setiap tahun ada pemeriksaan berkala, terakhir pada Mei 2017," ujar Farida.

Dia mengatakan, Tower 1 dibangun pada 199, sedangkan gedung Tower 2 dibangun sekitar 1997.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (15/1). Polisi masih menyelidiki insiden ambruknya balkon tersebut. (Liputan6.com/Arya Manggala)

"Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta audit terhadap Gedung BEI dilakukan sesegera mungkin. Dia mengajak pengelola gedung untuk melakukan audit bersama Pemprov DKI.

"Khusus untuk gedung (BEI) ini saya tadi minta untuk dilakukan audit, dan saya minta dilakukan segera malam ini," kata Anies di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta, Senin (15/1/2018).

Anies mengatakan, langkah ini sengaja dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas atau kegiatan pasar modal yang tetap berlangsung di BEI. "Besok ada kegiatan pasar, jangan sampai ini mengganggu kegiatan," ucap Anies.

Menurut Anies, Surat Laik Fungsi (SLF) yang dimiliki gedung BEI akan habis masa berlakukanya pada 25 Januari 2018. Oleh sebab itu, ia meminta pihak pengelola juga mengurus perpanjangan SLF.

Tak hanya gedung BEI saja, Anies meminta kepada seluruh pengelola gedung di Jakarta untuk juga melakukan audit internal dan pengecekan SLF sehingga peristiwa serupa tidak terulang.

"Iya kami akan lakukan audit terhadap seluruh gedung di Jakarta," tandas dia.

Bursa Tak Terganggu

Kepanikan Karyawan Saat Balkon Atap BEI Ambruk
Sejumlah karyawan berkumpul di halte Bursa Efek Indonesia (BEI) saat balkon lantai 1 bangunan ambruk, Jakarta, Senin (15/1). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menegaskan sistem bursa tidak terganggu sama sekali oleh kejadian yang baru saja menimpa BEI ini.

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) pun memutuskan untuk menjalankan perdagangan sesi II secara normal. Perdagangan sesi II dimulai pukul 13.30 WIB, mundur satu jam.

"Sistem bursa tidak terganggu sama sekali. Tidak ada gangguan sama sekali kepada sistem perdagangan bursa. Bursa jalan, perdagangan jalan," ujar Tito, Senin (15/1/2018).

Dia menuturkan tidak masalah terkait transaksi perdagangan oleh 108 broker yang terkoneksi di BEI. Transaksi perdagangan saham berjalan lancar dan tepat waktu.

Tito menambahkan bahwa pihak pengelola gedung BEI juga melakukan audit. Pihaknya juga belum mengetahui penyebab runtuhnya balkon tower II gedung BEI.

"Kita nanti duduk dulu di kursi. Ada apa kita akan duduk semua dulu. Tapi kalau menurut saya, tidak ada apa-apa. Saya tidak tahulah runtuh, saya tidak tahu. Tapi sistem bursa tidak ada apa-apa," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya