Usai Tawuran di Tangsel, Polisi Geledah Dua Sekolah untuk Cari Pelaku

Seorang siswa terluka di bagian wajah karena tusukan pedang saat tawuran.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 01 Agu 2018, 19:21 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 19:21 WIB
Polisi geledah sekolah di Tangerang Selatan (Pramita/Liputan6.com)
Polisi geledah sekolah di Tangerang Selatan (Pramita/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tangerang - Tawuran antar pelajar di Jalan Raya Puspiptek, Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan pada Selasa (31/7/2018) sore, berbuntut panjang. Polres Tangsel melakukan penggeledahan di dua sekolah yang terlibat tawuran tersebut.

"Kami sisir ke dua sekolah swasta yang terlibat tawuran ini. Juga pencarian pelaku dilakukan," ujar Kapolres Tangsel, AKBP Ferdy Irawan, Rabu (1/8/2018).

Penggeledahan dilakukan dengan menyebar seluruh personel ke kelas-kelas, terutama kelas XII. Pemeriksaan dilakukan berupa barang bawaan atau tas, kolong meja, kelas, sampai area terpencil sekolah. Seperti toilet siswa, kantin, sampai halaman sekolah.

Namun, hal yang mengejutkan terjadi di salah satu sekolah, sebab hanya 50 persen siswa yang masuk sekolah. Mereka khawatir atau takut adanya aksi balas dendam dari sekolah yang terlibat tawuran kemarin.

Kepala Sekolah SMK, B Sutrisno, mengakui adanya pesan berantai tersebut. Ia dan sejumlah guru dan para pelajar juga menerimanya.

"Ya memang, ada semacam ancaman yang beredar di anak-anak dan dewan guru, jadi mungkin karena itu, anak-anak banyak tidak masuk sekolah," kata Sutrisno.

Pesan berantai itu, berisi peringatan yang meminta para siswa dan guru waspada dan berhati-hati, karena akan ada serangan balik dari sekolah lain.

"Bilang hati-hati, karena akan ada balasan dari sekolah Sasmita," katanya.

Meski begitu, dia mengaku akan menindak tegas anak didiknya yang terlibat tawuran. "Kami sudah ada perjanjian dengan para siswa, bagi pelajar terlibat tawuran, narkoba, dan pelanggaran berat lain akan diberikan sanksi tegas," katanya.

Diterangkan dia, SMK Bhipuri yang berfokus pada kejuruan bidang Teknik otomotif dan Bisnis Manajemen hanya diisi oleh 84 pelajar. 42 siswa kelas X, 24 siswa kelas XI dan 18 siswa kelas XII. Semua terbagi dalam tiga kelas.

Dari data yang berhasil dihimpun, dari total 85 pelajar SMK, hari ini untuk kelas 10 hanya ada 15 siswa masuk dari 42 siswa yang ada, kelas 11 ada 7 orang dari 24 siswa, dan kelas 12 dari 18 orang tak ada satu pun yang masuk.

 

Korban Masuk Meja Operasi

Sementara, Ahmad Fauzan (18) pelajar salah satu SMK yang terlibat tawuran pada Selasa (31/7/2018) sore, dan tertusuk dibagian wajahnya, sudah menjalani operasi pencabutan pedang.

AKBP Ferdy Irawan mengatakan, dari awal pihaknya mengutamakan penanganan korban. Dia kini berada di dalam perawatan medis RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

"Kami fokus juga pada penanganan korban, pagi ini dioperasi," ujarnya.

Dikabarkan sebelumnya, peristiwa tertusuknya Ahmad Fauzan terjadi saat dua kelompok pekajar SMK Sasmita Pamulang terlibat tawuran dengan pelajar SMK Biphuri.

Saat itu, kedua kelompok saling serang dengan senjata tajam dan tumpul yang mereka bawa. Tak lama pecah kejadian itu, Ahmad Fauzan tertusuk dibagian wajah.

Korban kemudian dilarikan ke RS Hermina Serpong untuk mendapat perawatan medis. Sekitar pukul 23.00 wib, korban kemudian dirujuk ke RSCM karena alasan peralatan medis RS Hermina yang belum memadai.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya