Istana Sebut Tak Punya Kepentingan Seret Nama SBY di Kasus Bank Century

Menurut Johan, tidak tepat jika Jokowi dianggap bekerja sama dengan media Asia Sentinel menyeret SBY ke kasus Bank Century.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2018, 13:12 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 13:12 WIB
Jokowi-Jusuf Kalla-SBY
Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla saat menjenguk Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sedang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, (19/7). (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Presiden Johan Budi Sapto Pribowo membantah tuduhan adanya keterlibatan pihak Istana dalam pemberitaan konspirasi kasus Bank Century yang menyeret nama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Enggak ada (keterlibatan Istana dalam pemberitaan konspirasi kasus Bank Century).Tidak ada kepentingan apa pun Istana dengan Pak SBY," tegas Johan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Dia lantas mempertanyakan dasar tudingan pihak tertentu bahwa Istana bekerja sama dengan media Asia Sentinel dalam menerbitkan artikel kasus Bank Century.

"Di mana letak kesimpulan mem-backing itu, di mana? Kan harus ada data atau korelasi yang valid, kemudian bisa disimpulkan ada hubungan dengan Istana," ucap Johan.

"Jangan kemudian apa-apa selalu dikaitkan dengan Istana," sambung dia.

Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengatakan, sejauh ini hubungan Presiden Jokowi dengan SBY dalam keadaan baik. Sehingga sangat tidak tepat jika Jokowi dianggap bekerja sama dengan media Asia Sentinel menyeret SBY ke kasus Bank Century.

"Hubungan Pak SBY dengan Pak Jokowi baik-baik saja. Tidak ada hal yang dipertentangkan antara Pak SBY dengan Pak Jokowi," tutur Johan.

Soal sebuah foto yang menampilkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko bersama co-founder media Asia Sentinel Lin Neumann, Johan mengaku tidak tahu. Dia menduga, foto tersebut diambil saat Moeldoko mengadakan pertemuan dengan para pemimpin redaksi media.

"Mungkin pas ramai-ramai ada pertemuan. Yang ketemu banyak Pemred jangan kemudian di-simplified, disimpulkan ke situ. Jauh sekali. Itu namanya, istilahnya jumping conclusion," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Unggah Foto Moeldoko

Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menduga adanya keterlibatan pihak Istana dalam pemberitaan kasus Bank Century. Dalam artikelnya, media Asia Sentinel menyebut SBY bersama 30 pejabat lain melakukan pencucian uang sebesar USD 12 miliar atau setara Rp 177 triliun.

Rachland kemudian mengunggah foto Moeldoko bersama Lin Neumann. Foto itu diunggah lewat akun media sosial twitternya, @RachlandNashidik hari ini.

Dalam foto itu, Moeldoko tampak duduk di salah satu kursi yang berjajar di depan. Kemudian di belakangnya ada beberapa orang yang berdiri. Lin Neumann disebutkan berada di antara orang-orang yang berdiri tersebut.

"Lin Neumann--berkacamata, ketiga di belakang--adalah co-founder Asia Sentinel, blog berbasis Hong Kong yang menyebar berita bohong tentang SBY dan Partai Demokrat. Di foto ini Tuan Neumann berfoto dengan @GeneralMoeldoko," cuit Rachland dengan me-mention akun Twitter Moeldoko.

 

Reporter: Titin Supriatin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya