Penyelam Lion Air Syachrul Anto Meninggal, Jokowi Turut Berduka

Jokowi mengatakan, Syachrul memiliki peran dan kontribusi besar dalam evakuasi pencarian korban dan badan pesawat Lion Air di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 03 Nov 2018, 14:04 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2018, 14:04 WIB
Bersama Kabasarnas dan Menhub, Jokowi Tinjau Temuan Barang Penumpang JT 610
Presiden RI, Joko Widodo (tengah) bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan KaBasarnas Marsdya M Syaugi melihat barang yang diduga milik penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan JICT 2, Jakarta, Selasa (30/10). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan duka citanya atas meninggalnya Syachrul Anto. Seorang penyelam yang meninggal dunia dalam misi kemanusiaan, mengevakuasi Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

"Ya yang pertama, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya penyelam kita Pak Syahrul Anto. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT. Semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan," kata Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (3/11/2018).

Jokowi mengatakan, Syachrul memiliki peran dan kontribusi besar dalam evakuasi pencarian korban dan badan pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap, tidak ada kejadian serupa yang menimpa penyelam dan anggota evakuasi lainnya.

"Ada 859 aparat relawan yang semuanya bersama-sama dalam rangka evakuasi atau mencari black box dan lain-lain yang sudah lima hari ini kita lakukan pagi siang malam. Kita harapkan tidak ada kejadian lagi penyelam yang meninggal di lapangan," terang Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diduga karena Dekompresi

Sementara itu, Dansatgas SAR Kolonel Laut (P) Isswarto mengatakan, penyebab meninggalnya penyelam tersebut diduga karena dekompresi.

"Diduga dekompresi, karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul (ke permukaan), dia mungkin langsung," kata Isswarto saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (3/11/2018).

Isswarto mengatakan, harusnya penyelaman berakhir pada pukul 16.00 WIB, karena kondisi gelap dan cuaca yang kurang bersahabat. Namun, korban masih berada di bawah laut hingga pukul 16.30 WIB.

"Korban dari sipil, penyelam Basarnas," kata Isswarto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya