Jokowi Hadiri 17 Pertemuan Bilateral di Singapura

Jokowi bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan jajaran menteri lainnya, akan menghadiri ASEAN Summit, di Singapura.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Nov 2018, 17:40 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 17:40 WIB
Jokowi Jajal Motor Listrik Gesits
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal sepeda motor listrik Gesits di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/11). Motor listrik ini merupakan hasil kerja sama Garansindo dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan jajaran menteri lainnya, akan menghadiri ASEAN Summit pada 13-15 November 2018, di Singapura.

"Ibu Menteri akan menghadiri pertemuan KTT Asean mendampingi Bapak Presiden Jokowi, yang akan dilaksanakan pada 13-15 November di Singapura," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Christiawan Nasir di kantornya, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Dia menuturkan, akan ada berbagai pembahasan yang nanti dibicarakan seusai dengan tema yang diangkat.

Adapun, di sela-sela acara tersebut, rencananya ada 17 pertemuan bilateral yang dihadiri Presiden Jokowi. 

"Pertemuan 3 hari ini, ada sekitar total yang dihadiri Bapak Presiden sekitar 17 pertemuan. Jadi bisa dibayangkan seberapa padatnya. Ini termasuk pertemuan ASEAN sendiri dan dengan mitranya," ungkap Arrmantha.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Dari Rusia hingga Australia

Presiden Jokowi Anugerahi Gelar Pahlawan Nasional ke Enam Tokoh
Presiden Joko Widodo saat memimpin penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kakis (8/11). Keputusan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional termaktub dalam Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun negara-negara seperti Rusia, Australia, Jepang, Chilie yang direncanakan bertemu dengan Presiden Jokowi nantinya. Namun, dia mengingatkan itu semua tergantung bagaimana antar kepala negara menyepakatinya.

"Seperti diketahui, kalau pertemuan bilateral di sela-sela KTT seperti ini, kita boleh merencanakan, tapi waktu yang menentukan. Memang sudah ada rencana dengan Rusia, Australia, Chile dan Jepang. Itu semua rencana, kita harus konfirmasi lagi saat di sana, dan bagaimana waktunya. Pertemuan ini memang sangat padat," kata Arrmantha.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya