Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, ada beberapa malam yang dianggap sangat istimewa dan penuh dengan keberkahan. Salah satunya adalah malam Lailatul Qadar, yang dikenal sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Malam ini sangat dinanti oleh umat Muslim karena diyakini bahwa doa-doa yang dipanjatkan pada malam ini akan dikabulkan dan segala amal ibadah yang dilakukan akan mendapatkan pahala luar biasa.
Advertisement
Namun, ada satu malam lain yang juga memiliki keutamaan besar, yaitu Nisfu Sya'ban. Malam ini dianggap sebagai waktu yang penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah.
Advertisement
Baca Juga
Semua ulama sepakat Nisfu Sya'ban jatuh pada malam pertengahan bulan Sya’ban. Malam Nisfu Sya'ban pada tahun ini jatuh pada Kamis petang, 13 Februari 2025, atau setelah (ba'da) waktu Magrib.
Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa Allah tidak merahasiakan malam Nisfu Sya'ban seperti halnya Lailatul Qadar? Apa alasannya?
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Malam Nisfu Sya'ban jadi Penentu Nasib Manusia
Dilansir dari laman NU Online, Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam Ghunyatuth Thalibin, alasan Allah menampakkan malam Nisfu Sya’ban karena malam tersebut lebih dominan sisi ‘penentuan nasib’ manusia. Di malam Nisfu Sya’ban, amal perbuatan manusia selama satu tahun dilaporkan di hadapan-Nya.Â
Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat dengan-Nya atau justru semakin diperbudak oleh nafsunya. Di malam tersebut Allah memberi keputusan siapa yang layak mendapat ridha-Nya dan siapa yang tertimpa azab-Nya.
Di malam tersebut tampak siapa yang beruntung dan celaka. Oleh karena hal tersebut, malam Nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah.
Berbeda dengan malam Lailatul Qadar. Malam tersebut dirahasiakan karena ia lebih dominan sisi rahmat dan ampunan di dalamnya. Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi kemuliaan dan pahala yang tidak terhingga. Oleh karena itu, Allah merahasiakannya agar umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar sebagai satu-satunya waktu untuk beribadah secara serius.
Advertisement
Hikmah Dirahasiakannya Lailatul Qadar
Dengan dirahasiakannya Lailatul Qadar, semakin tampak siapa hamba yang betul-betul menjaga konsistensi ibadahnya dan siapa yang hanya beribadah secara musiman.
Allah sangat merahasiakan kapan malam seribu bulan tersebut terjadi. Bisa tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang bulan Ramadhan berpotensi Lailatul Qadar, namun kapan persisnya benar-benar menjadi misteri.Â
Demikian juga waktu mustajab pada hari Jumat. Ada yang berpendapat jatuh di antara waktu dua khutbah sholat Jumat, ada yang mengatakan setelah waktu sholat ashar sampai terbenamnya matahari, dan lain sebagainya. Ketidakpastian ini agar manusia memperbanyak ibadah dan doa di hari tersebut dengan harapan bisa meraih sa’atul istijabah (waktu doa mustajab).