Ini Motif Pelaku Menyerang Polsek Penjaringan dengan Senjata

Pelaku lalu memilih Polsek Pejaringan dengan harapan ada petugas yang menembaknya nanti.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 09 Nov 2018, 16:42 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 16:42 WIB
Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Rohandi (31) adalah pelaku penyerangan Polsek Penjaringan, Jakarta Utara. Aksi teror tersebut dilakukan pada Jumat dini hari tadi, (9/11/2018). Pria ini menyerang polisi dengan sebilah golok dan pisau babi di tangan.

Belakangan diketahui, pelaku melakukan aksinya karena mencoba mengakhiri hidup dengan cara ditembak polisi.

"Pelaku tidak berani bunuh diri akhirnya dia nyerang polisi, dengan harapan mau ditembak mati," kata Kapolsek Penjaringan, AKBP Rachmat Sumekar di Polsek Penjaringan.

Terkait adanya dugaan bahwa dia bagian dari jaringan teroris, hal tersebut dibantah oleh AKBP Rachmat Sumekar. Dari hasil introgasi ke keluarga, pelaku mengalami masalah kejiwaan. 

"Berdasarkan hasil pemeriksaan keluarga, pelaku depresi. Penyebabnya karena batal nikah, sakit berkepanjangan dan sering dimarahi oleh kakaknya," ucap dia.

"Intinya tidak tahan sama tekanan hidup, dan kakak-kakaknya," dia menambahkan.

Berharap Ditembak

Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Rachmat menjelaskan, pelaku lalu memilih Polsek Pejaringan, dengan harapan ada petugas yang menembaknya nanti.

"Pelaku membawa golok buat nakut-nakutin doang, karena dia ngelewatin polisi yang nggak bawa senjata, jadi dia nyari polisi yang bawa senjata, lalu sama polisi ditembak tangannya, dia tetep pengen mati," ungkap dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya