Menaker Berikan Sertifikat Kompetensi Kerja kepada 2.513 Siswa BLK Semarang

Sebanyak 2.513 siswa BLK Semarang mendapat Sertifikat Kompetensi Kerja.

oleh Cahyu diperbarui 14 Nov 2018, 10:47 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 10:47 WIB
Hanif Dhakiri dan Siswa BLK Semarang
2.513 siswa BLK Semarang mendapat Sertifikat Kompetensi Kerja. (foto: dok. Kemnaker)

Liputan6.com, Semarang Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri, memberikan sertifikat kompetensi kerja kepada 2.513 lulusan Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Semarang. Tak hanya itu, ia juga memberikan 200 sertifikat pelatihan soft skill kepada pemuda difabel dan rentan. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama BBPLK Semarang, BLK Surakarta, dan Sinergi Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID).

"Sertifikat kompetensi di bidang pelatihan vokasi ini merupakan wujud pengakuan bahwa lulusan BLK sudah kompeten di bidang yang mereka pelajari. Ini akan menjadi bekal memasuki dunia kerja," ujar Hanif, saat memberikan arahan dalam acara Sinergi Youth Career Fest di BBPLK Semarang, Selasa (13/11/2018).

Ia mengatakan, penyerahan sertifikat kompetensi dan soft skill merupakan salah satu upaya untuk mendorong dunia industri supaya dapat mengoptimalkan penyerapan lulusan pelatihan vokasi yang telah terbukti kompeten dan siap bekerja.

"Pelatihan vokasi atau pelatihan kerja di BLK sangat penting karena pelatihan ini didasarkan demand driven, kebutuhan pasar kerja dan dunia industri," ucap Hanif.

Keberadaan pelatihan vokasi, imbuhnya, menjadi terobosan di tengah sistem pendidikan formal yang membutuhkan waktu panjang. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2018, tingkat partisipasi angkatan kerja naik menjadi 67,26 persen dari 66,67 persen pada Agustus 2017.

Hal ini diiringi dengan turunnya tingkat pengangguran menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018 dan kenaikan jumlah angkatan kerja yang mencapai 124,01 juta orang pada Agustus 2018.

"Untuk dapat bersaing dalam dunia kerja, maka penguatan percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan akses dan mutu pelatihan kerja adalah penting dan mendesak untuk dilakukan," kata Hanif.

Keterlibatan dunia usaha menjadi sangat penting karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri.

"Harus ada keterlibatan swasta dalam pelatihan vokasi ini, misalnya dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya, pengembangan kurikulum dan materi pelatihan, sehingga lembaga pelatihan dalam menyelenggarakan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan," ujar Hanif.

Sementara itu, Direktur USAID, Thomas Crehan, mengatakan bahwa pihaknya bangga dapat ikut serta dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif di wilayah Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya.

"Kami senang dapat memberikan akses pelatihan berkualitas kepada kaum muda yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, akan dilakukan pula penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) antara Ditjen Binalattas, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia dengan The Welding Institute of United Kingdom. Kolaborasi ini fokus pada kerja sama pelatihan dan sertifikasi kelas dunia.

Selain itu, untuk memeriahkan kegiatan tersebut, BBPLK Semarang bekerja sama dengan Sinergi USAID menyelenggarakan kegiatan pendukung, yaitu Youth Career Fest. Aktivitasnya meliputi Job Fair, Dialog Interaktif, Kelas Edukasi, Pameran, dan Stand Up Comedy.

 

 

(*)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya