Alasan Polisi Belum Periksa Ketua KPK soal Teror Bom Palsu

Dedi menambahkan, penyidik kepolisian akan menyesuaikan jadwal Ketua KPK Agus Rahardjo.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Jan 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 18:00 WIB
KPK Tetapkan 38 Anggota DPRD Sumatera Utara sebagai Tersangka
Ketua KPK Agus Rahardjo (kanan) ditemani Jubir KPK Febri Diansyah saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (3/4). KPK menetapkan 38 anggota DPRD Sumatera Utara periode 2009-2014 dan 2014-2019 sebagai tersangka. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi belum memeriksa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo terkait teror fake bomb alias bom palsu di rumahnya. Polisi beralasan, pemeriksaan belum bisa dilakukan karena terbentur kesibukan Agus Rahardjo.

"Pak Agus belum (diperiksa), masih banyak kegiatan beliau," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Dedi menambahkan, penyidik kepolisian akan menyesuaikan jadwal Ketua KPK Agus Rahardjo untuk dimintai keterangan terkait kasus teror bom palsu di rumahnya.

"Kita tidak melayangkan surat panggilan, tapi dari beliau sendiri apabila nanti ingin memberikan keterangan pada tim di mana saja, tim akan proaktif mendatangi Pak Agus," tutur dia.

Sejauh ini, polisi masih memeriksa saksi-saksi terkait kasus teror yang terjadi di rumah Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat maupun di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan. Polisi juga tengah menganalisis rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengungkap pelaku.

Hingga saat ini, belum ada titik terang terkait siapa pelaku teror yang menyasar rumah dua pimpinan KPK itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penemuan Benda Diduga Bom

Sebelumnya, polisi menerima laporan penemuan benda mirip bom rakitan yang tercantel di pagar rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Jatimekar, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu 9 Januari 2019 sekitar pukul 05.30 WIB tadi.

Benda mencurigakan itu terbungkus tas berwarna hitam. Ditemukan beberapa kabel, pipa paralon, baterai, paku, dan serbuk menyerupai rangkaian bom rakitan.

Namun polisi memastikan benda itu bukan firing divices melainkan fake bomb alias bom palsu.

Penemuan benda mencurigakan mirip bom itu hampir bersamaan dengan teror molotov yang terjadi di kediaman Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan. Saat ini, polisi masih mengusut kedua teror tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya