Wayang Kulit, Bentuk Sosialisasi Empat Pilar MPR RI

Sosialisasi dan pertunjukan wayang kulit itu tak hanya menarik banyak orang, namun juga mengundang ratusan pedagang datang ke lapangan desa.

oleh stella maris diperbarui 30 Mar 2019, 10:53 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2019, 10:53 WIB
Serunya Belajar Wayang Kulit Bersama Siswa-siswi Bule
Ilustrasi pagelaran wayang kulit.

Liputan6.com, Jakarta Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) melalui Sekretariat Jenderal MPR bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu dalam pagelaran wayang kulit. Acara tersebut digelar diselenggarakan di lapangan desa Sei Beras-Beras, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Jumat malam (29/3).

Wayang kulit ini dibawakan oleh dalang Ki Bagus Mudo Darmoko dengan lakon Pendowo Sukur. Dalam kesempatan itu, angggota MPR Muhammad Idris Laena menyampaikan bahwa acara wayang kulit tersebut sekaligus untuk mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Ini merupakan salah satu metode sosialisasi, sehingga pementasan seni budaya oleh MPR beragam seperti Bhinneka Tunggal Ika," ujar anggota Fraksi Golkar di MPR yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Penganggaran MPR RI.

Dihadapan warga desa Sei Beras-Beras, Idris Laena mengatakan Indonesia adalah bangsa yang besar. Untuk itu kebesaran bangsa ini harus dirawat dan dijaga. "Jangan Pernah Berhenti Mencintai Indonesia," tuturnya.

Salah satu kiat untuk mencintai Indonesia, menurut Idris Laena adalah dengan mengamalkan Pancasila. Dari sinilah maka MPR melakukan sosialisasi hingga wilayah desa. "Sambil nonton wayang kulit, mari kita laksanakan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila," tegasnya.

Sebagai tanda resmi sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui pagelaran wayang kulit dimulai, Idris Laena dalam kesempatan itu menyerahkan secara simbolis sosok lakon kepada dalang Ki Bagus Mudo Darmoko.

Ketua Panitia pagelaran ini Rubiyo, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Sekretariat Jenderal MPR sudah menyelenggarakan pagelaran wayang kulit ini. "Selain untuk Sosialisasi Empat Pilar juga ikut melestarikan seni budaya daerah asal kami," tuturnya pria yang berasal dari Yogyakarta ini.

Sosialisasi dan pertunjukan wayang kulit itu tak hanya menarik banyak orang, namun juga mengundang ratusan pedagang datang ke lapangan desa. Sehingga malam itu suasana di lapangan desa Sei Beras-Beras menjadi pusat keramaian yang meriah.

Hadir dalam pagelaran itu, jajaran perangkat desa Sei Beras-Beras seperti Camat, Kapolsek, Danramil, Kepala Desa Sei Beras-Beras, serta ratusan masyarakat yang sangat antusias menyaksikan pagelaran ini.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya