Terduga Teroris di Padang Dikendalikan Buron di Khurasan

Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris berinisial N di Padang, Sumatera Barat, Kamis 18 Juli 2019.

oleh Yopi Makdori diperbarui 23 Jul 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2019, 15:00 WIB
Polri Beberkan Penangkapan Terduga Teroris di Padang
Data terkait aksi terorisme ditampilkan saat polisi memberi keterangan soal kelompok teroris ISIS di Sumbar, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/7/2019). Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo terduga teroris Padang memiliki koneksi ke Mujahidin Indonesia Timur. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris berinisial N di Padang, Sumatera Barat, Kamis 18 Juli 2019. N dikendalikan oleh Saefullah alias Daniel alias Caniago yang telah menjadi buron.

Polisi menduga, Saefullah saat ini berada di sebuah wilayah yang dikenal dengan Khurasan, area yang berada di irisan antara Iran, Uzbekistan, dan juga Afghanistan.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, Saefullah juga mengendalikan terduga teroris lain, seperti Yoga yang merupakan JAD Kalimantan Timur. Yoga telah ditangkap pada Juni 2019.

Yoga ini, kata Dedi menggantikan peranan Andi Baso sebagai penghubung antara ISIS dengan JAD di Indonesia atau Filipina.

"Andi Baso ini memiliki kemampuan untuk merekrut orang. Dia WNI, diyakini saat ini ada di Filipina Selatan," kata Dedi dalam konferensi pers di Kantor Divhumas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Dedi menjelaskan, kenapa Saefullah berada di Khurasan. Menurutnya, pasca runtuhnya kekuasaan organisasi teroris ISIS di Irak dan Suriah, beberapa anggota ISIS melipir ke beberapa wilayah di sekitar sana. Salah satu wilayah yang potensial ialah Khurasan.

Bukan tanpa alasan kenapa mereka memilih daerah itu. Kata Dedi, daerah Khurasan merupakan wilayah abu-abu tanpa kontrol dari otoritas pemerintah.

"Ini daerah abu-abu. Daerah perbatasan yang tidak bisa dikontrol oleh pemerintah. Oleh karenanya mereka kuat di situ," jelas Dedi.

 

Saefullah, kata dia, berhubungan dengan sejumlah tokoh ISIS di Khurasan. Termasuk Muhammad Aulia yang diketahui mengatur seluruh komunikasi, perjalanan, dan transfer.

"Ini 19 orang berangkat ke Khurasan dan dideportasi di Bangkok tanggal 13 Juni lalu, dan ini sudah ditangkap sekitar 12 orang. Satu lagi masih DPO di Indonesia terkoneksi dengan mastermind atas nama Abu Saedah," jelasnya.

Abu Saedah ini, menurut keterangan Dedi memiliki peran untuk menyalurkan bantuan dana ke N.

"Memberikan uang ke N sebesar Rp18 juta dari mastermind-nya (Saefullah) itu," kata Dedi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Aliran Dana

Polri Beberkan Penangkapan Terduga Teroris di Padang
Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo memberi keterangan terkait kelompok terorisme ISIS di Sumatera Barat, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/7/2019). Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris N (39) di Padang pada 18 Juli 2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

 

Berkat kerja sama Polri dengan dinas kepolisian di beberapa negara, termasuk Filipina, kata Dedi, polisi berhasil menemukan aliran dana kepada Saefullah dari empat negara.

"Saudara Saefullah ini menerima beberapa aliran dana, ini aliran dana dari negara Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali, dan Malaysia sekali," ungkap Dedi.

Dua belas aliran dana tersebut, kata Dedi, dikirim pada periode Maret 2016 hingga September 2017. Polisi mengidentifikasi, total ada Rp 413.169.854 dana yang berhasil dikirimkan.

"Mereka menggunakan sistem aliran dana Western Union," kata Dedi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya