Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana Joko Widodo mengunjungi Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (21/8). Kunjungan tersebut di antaranya didampingi oleh Staf Khusus Presiden Gories Mere, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, serta Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, dan Direktur Teknik Pelindo III Joko Noerhudha.
Dalam kunjungannya Presiden meninjau langsung pemuatan 470 hewan ternak sapi menggunakan gangways atau fasilitas jembatan hewan dari dermaga ke Kapal Motor Camara Nusantara 3. Sehingga di Pelabuhan Tenau Kupang hewan tidak dimuat ke kapal dengan diikat dan diangkat lehernya, yang membahayakan keselamatan dan kualitas hewan.
Presiden merasa bersyukur karena akhirnya dapat melihat langsung pemuatan sapi dari para peternak lokal di NTT, untuk dikirim ke berbagai daerah seperti Pulau Jawa dan Kalimantan dari Pelabuhan Tenau Kupang.
Advertisement
“Dari 6 trayek kapal ternak yang berjalan, 5 di antaranya itu berasal dari NTT. Tiap tahun bisa kirim ke Jawa, terutama ke Jakarta dan sekitarnya, kurang lebih dapat kirim 70 ribu sapi sesuai kuota dari Gubernur. Hal ini bagus,” kata Presiden.
“Kapal ini dulu disubsidi. Dulunya Rp 700 ribu, sekarang tinggal Rp 200 ribu. Seperti itu yang kita kehendaki. Awal-awal pasti kosong, lalu disubsidi. Kemudian lama-lama berkurang, hingga sekarang penuh terus,” tambah Presiden Joko Widodo.
Presiden bersama rombongan juga memantau proses bongkar muat peti kemas di Kapal Marina Star 1 dengan menggunakan container crane bertenaga listrik. Kapal dengan rute pelayaran Surabaya – Kupang, pergi pulang, tersebut membongkar muat sekitar 1.000 TEUs peti kemas di dermaga.
“Dari (arus bongkar muat) saat ini yang sekitar 110.000 TEUs per tahun, padahal kapasitas mampu menampung hingga 240.000 TEUs per tahun. Artinya masih ada kelonggaran (sisa kapasitas) yang cukup. Ke depan kalau nanti bisa dikembangkan, mungkin untuk (jadi pelabuhan) hub di sebelah timur, setelah kajiannya selesai,” ujar Kepala Negara.
Lokasi Strategis
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengungkapkan, Pelindo III sebagai BUMN operator Pelabuhan Tenau Kupang telah menempatkan 2 unit container crane (derek peti kemas) bertenaga listrik dan 4 unit RTG (rubber tyred gantry atau derek peti kemas untuk lapangan penumpukan).
“Pelindo III memilih untuk berinvestasi menempatkan fasilitas peralatan bongkar muat yang memadai agar tingkat produktivitas pelabuhan dapat berjalan baik. Sehingga Pelabuhan Tenau Kupang yang berada di lokasi strategis dapat mendukung Program Tol Laut untuk menjadi pelabuhan hub untuk rute kapal pengumpang ke pulau-pulau lain di Provinsi NTT,” ungkapnya.
Doso Agung menjelaskan, apabila Pelabuhan Tenau Kupang menjadi hub, maka dapat dikaji untuk mengalihkan subsidi Program Tol Laut dari semula untuk mensubsidi pelayaran dari pelabuhan besar ke pelabuhan hub. Misalnya dari Pelabuhan Tanjung Perak ke Pelabuhan Tenau Kupang, dapat dialihkan ke subsidi kapal pelayaran rakyat dari Pelabuhan Tenau ke pelabuhan-pelabuhan pengumpan di sekitarnya.
“Sehingga pelayaran rakyat dapat berkembang dan pengembangan rute pelayaran ke pulau-pulau kecil dapat memanfaatkan dermaga Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik Pemerintah dan BUMN yang selama ini utilisasinya masih rendah,” jelasnya.
Dalam pemaparannya kepada Presiden di sela kunjungan, Dirjen Hubla Agus Purnomo menyampaikan bahwa Pelabuhan Tenau Kupang juga strategis untuk melayani pengangkutan pasokan operasi logistik atau offshore base penambangan migas di perairan sekitarnya.
“Salah satunya Blok Masela yang berada di sisi laut Maluku sebelah selatan, yang berjarak sekitar 390 mil laut. Terminal multipurpose yang ada di Pelabuhan Tenau Kupang memiliki kapasitas 1,5 juta ton kargo dengan dermaga yang bisa disandari dua kapal sekaligus pada kedua sisinya,” katanya.
(*)