Liputan6.com, Jakarta - Hampir 10 tahun delapan buah mobil Mercedes-Benz S600 Pullman Guard, dan puluhan Toyota Crown Royal Saloon, menemani Presiden dan Wakil Presiden RI beserta para menteri kabinetnya.
Bersama mobil-mobil ini, para pejabat negara itu melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Namun, mobil-mobil dinas ini segera dipensiunkan. Pemerintah, memutuskan untuk mengganti kendaraan dinas pemimpinan negara dan menterinya dengan yang baru.
Advertisement
PT Astra International telah memenangkan tender pengadaan mobil dinas menteri dengan penawaran Rp 147.229.317.000. Mobil dinas ini bakal memiliki spesifikasi mesin 3.500 cc, enam silinder atau sport utility vehicle (SUV) 3.500 cc, enam silinder. Mobil yang dihadirkan bisa saja Toyota ataupun BMW.
Sementara mobil dinas Presiden akan tetap bertahan dengan kendaran pabrikan asal Jerman. Namun, apakah masih menggunakan Mercedez-Benz atau seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menggunakan BMW.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menilai, penggantian mobil dinas ini wajar dan bukan tanpa alasan. Dia mengatakan mobil Presiden sudah sering mogok.
"Ya kan berkali-kali (mogok). Power window (jendela) enggak jalan, elektrik enggak jalan. Lantas pernah semua sound system dalam mobil bunyi. Radio semua bunyi, kan enggak nyaman," kata Heru di Kemendagri, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Selain itu, lanjut dia, indikator berwarna kuning dan merah di mobil Presiden pernah hidup semua. "Ya berarti kan enggak boleh dipakai," ungkap Heru.
Kondisi ini setali tiga uang dengan mobil mobil dinas menteri. "Saya dengar beberapa menteri enggak pakai kendaraan itu karena sering mogok. Mesinnya panas dan lain-lain," kata Heru.
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, mobil dinasnya saat ini relatif lancar. Namun, dia tak menepis pernah mengalami kendala dengan mobil dinasnya.
"Relatif oke, alhamdulilah. Namanya mobil cukup berumur, pasti ada fungsi yang tidak lagi sempurna," kata Rudiantara kepada Liputan6.com, Kamis (22/8/2019).
Dia menceritakan, pernah sewaktu-waktu air conditioner atau pendingin mobil tak bekerja. Bahkan, bagasi belakang mobil tak bisa ditutup, sehingga harus di lakban hitam, untuk menyarukan warna cat kendaraannya.
"Pernah AC-nya tidak berfungsi, pernah trunk atau bagasi tidak bisa ditutup, sehingga harus menggunakan lakban hitam," ungkap Rudiantara.
Biasanya, untuk mengatasi masalah ini, dia menukar mobil dinas dengan mobil sewaan di kementerian atau menggunakan kendaraan pribadinya.
Sama seperti Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Meski tergolong baru di kabinet. Dia sudah mencicipi pahitnya mobil dinasnya.
Mobil dinas yang dipakainya saat ini sudah beberapa kali masuk ke bengkel. Sehingga, Moeldoko hanya beberapa kali menggunakan mobil dinasnya. "Kadang-kadang pakai (mobil dinas). Cuma sudah ke bengkel. Mobil saya kan sudah beberapa kali ke bengkel," ujar dia.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Bagaimana Nasib Mobil Dinas Presiden Nantinya?
Berbeda dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku mobilnya tak pernah mengalami masalah. Apalagi sampai mogok.
"Mobil yang saya gunakan bagus, enggak pernah mogok," kata Budi Karya kepada Liputan6.com, Kamis (22/8/2019).
Dia menuturkan, mobil dinasnya rutin diservis. Sehingga tak mengalami kendala berarti.
Lalu, bagaimana dengan nasib mobil dinas Presiden, Wakil Presiden dan para menteri yang lama?
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan kendaraan ini akan menjadi cadangan ataupun kebutuhan tamu negara.
"Yang lama jadi cadangan. Belum untuk kebutuhan tamu negara, tamu negara kita hanya satu. Kira-kira seperti itu," kata Heru.
Sementara, ada kemungkinan mobil para menteri bakal dijual.
Advertisement