Serigala Buas Itu Bernama Rokok

Rokok disebut industri yang membunuh para konsumennya.

oleh Yopi Makdori diperbarui 25 Agu 2019, 22:59 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2019, 22:59 WIB
Ekonom Faisal Basri
Faisal Basri memberikan materi bahaya rokok. (Yopi Makdori/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri melihat industri rokok begitu berbahaya. Menurutnya, perusahaan rokok merupakan industri yang membunuh para konsumennya.

"Menurut WHO (organisasi kesehatan dunia), separuh konsumen rokok meninggal itu karena rokok. Kemudian ada 8 juta orang meninggal setiap tahun, 7 koma sekiannya kerena rokok dan sisanya perokok pasif," ujar Faisal dalam diskusi tentang bahaya rokok oleh AJI Jakarta, Jakarta Selatan, Sabtu 24 Agustus 2019.

Menurut calon gubernur pada Pilkada DKI 2012 ini, dibutuhkan komitmen dari semua pihak untuk mengendalikan peredaran tembakau di Indonesia. Terutama peran dari pemerintah.

"Karena disadari dampaknya sangat buruk. Kalau kita bicara tentang membangun sumber daya manusia taglinenya SDM unggul, SDM maju, nah salah satu yang membuatnya tidak unggul karena smoking rate-nya tinggi," papar Faisal.

Faisal bahkan menggambarkan industri rokok bagaikan serigala buas yang menerkam anak-anak Indonesia sebagai penerus generasi bangsa.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Konsumsi Rokok Dunia Turun tapi Indonesia Naik

Ilustrasi Merokok  2
Ilustrasi Merokok

Faisal merasa heran melihat tingkat konsumsi rokok di Indonesia yang terus meningkat sejak 2010. Padahal, kata dia, tingkat konsumsi rokok di dunia terus mengalami penurunan.

"Kalau data 2018 udah keluar bisa-bisa naik lagi. Karena data 2018 surga bagi industri rokok di Indonesia," ungkapnya.

Faisal menilai pemerintah tidak konsisten dalam mengendalikan peredaran tembakau atau rokok. Hal ini ia lihat salah satunya dari dibatalkannya kenaikan cukai rokok yang dijadwalkan akan terjadi pada tahun ini.

"Dan yang kedua penyederhanaan kelompok (rokok) berdasarkan produksi tidak dilakukan," kata Faisal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya