4 Hal Terkait Hujan Batu di Purwakarta

Hujan batu terjadi di Purwakarta, sejumlah bangunan hancur karena reruntuhan batu.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2019, 06:03 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 06:03 WIB
Batu Besar Ambruk
Batu-batu berukuran besar ambruk dan menimpa sejumlah rumah dan satu bangunan sekolah di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat. (Liputan6.com/ Zaenal Arifin)

Liputan6.com, Jakarta - Rabu 9 Oktober 2019 kemarin, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, terkena hujan batu. Akibat hujan batu ini sejumlah rumah dan satu bangunan sekolah ambruk.

"Batu yang jatuh sangat besar ukurannya, sampai membuat rumah ambruk," kata Kepala Desa Sukamulya, Oded, dikutip Antara, Rabu (9/10/2019)

Hujan batu ini berasal dari gunung yang berada di dekat pemukiman warga. Aktivitas pertambangan yang berada di dekat pemukiman menjadi penyebab hujan batu.

Berikut 4 Hal terkait hujan batu di Purwakarta:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


7 Rumah dan 1 Bangunan Sekolah Hancur

Hujan Batu di Purwakarta
Kepolisian Resor Purwakarta melakukan olah kejadian perkara atas kasus hujan batu di Kampung Cihandeuleum Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. (Liputan6.com/ Abramena)

7 rumah warga dan satu bangunan sekolah di Cihandeuleum Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta hancur setelah dihujani batu berdiameter lebih dari dua meter, dari pegunungan di wilayah itu.

Saat kejadian hujan batu para pemilik rumah tidak ada yang sedang berada di dalam rumah. Sehingga, tidak merenggut korban jiwa.

"Tidak ada korban jiwa karena pemilik rumah saat kejadian sedang pada di luar. ‎Pemilik rumah sudah dievakuasi ke tempat aman," kata Kepala Desa Sukamulya, Oded.


Batu Berasal dari Aktivitas Tambang

Melihat Upacara HUT ke-74 RI Lokasi Bekas Tambang Tebing Arpam
Suasana pengibaran bendera merah putih pada HUT ke-74 RI di lokasi bekas tambang Tebing Arpam, Guha Tugu Gula, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Sabtu (17/8/2019). Upacara tersebut sebagai bentuk pelestarian kawasan karts dari kerusakan aktivitas tambang batu kapur. (merdeka.com/Imam Bukhori)

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono mengatakan, batu raksasa yang menghujani permukiman tersebut berasal dari aktivitas pertambangan PT MSS yang menggunakan bahan peledak.

"Hasil ledakannya, batu-batu besar menimpa rumah warga," kata Wahyu kepada Liputan6.com, Rabu (9/10/2019).

Salah seorang warga, Asep (52) mengatakan, sebelum kejadian hujan batu, terdengar suara ledakan. Namun, tiba-tiba saja batu berukuran besar menggelinding memasuki pemukiman warga.

"Kan ditambang pake dinamit udah biasa, tetapi tiba-tiba warga banyak berteriak ada batu besar dari atas," kata Asep.


Bupati Kirim Surat Protes

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika. (Liputan6.com/Abramena)

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika akan mengirim surat protes serta evaluasi terkait aktivitas pertambangan yang menyebabkan kerusakan rumah dan bangunan sekolah di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat.

Surat tersebut akan segera dilayangkan, terlebih perizinan perusahaan pertambangan itu berada langsung di bawah wewenang Pemprov Jabar.

"Kami akan segera berkirim surat ke provinsi. Kalau terbukti ada kelalaian, kami minta izin pertambangan perusahaan tersebut untuk dicabut. Karena, ini sangat merugikan masyarakat kami," ujar Anne di Purwakarta kepada Liputan6.com, Rabu (9/10/2019).


Kesalahan SOP

Tewaskan 7 Orang, Begini Penampakan Kecelakaan Maut Tol Cipularang
Polisi mengamankan lokasi kecelakaan maut di ruas Tol Cipularang Kilometer 92, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Kecelakaan maut Cipularang melibatkan 21 kendaraan. (Liputan6.com/HO/Humas Polda)

Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menduga adanya kesalahan operasional saat petugas tambang menggunakan bahan peledak. Alhasil, batu raksasa menghujani pemukiman warga.

"Sejak kemarin kejadian, kami langsung melakukan penyelidikan, sampai saat ini dugaan kami adalah pihak perusahaan tidak menggunakan SOP peledakkan blasting", kata Handreas.

Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi dari pihak perusahaan tambang PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS). Ketiganya memiliki peran penting dalam insiden tersebut.

"Perkembangan kasus akibat adanya aktivitas blasting penambangan di Tegalwaru, sedang kami tangani masih dalam penyelidikan, sampai saat ini kami masih melakukan pemeriksaan tiga orang saksi yaitu juru ledak, bawahanya dan satu bagian operasionalnya", ujar Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian kepada Liputan6.com, Rabu (9/10/2019).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya