Tito Karnavian Hormat Jika Ada Calon Kepala Daerah yang Mau Tekor saat Maju Pilkada

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkit soal mahalnya ongkos pilkada secara langsung di hadapan anggota DPD RI dalam rapat bersama di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019).

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2019, 18:21 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2019, 18:21 WIB
Tito Karnavian Pimpin Apel Perdana di Kemendagri
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjadi Inspektur upacara pada apel seluruh Pegawai Lingkup Kemendagri dan BNPP di halaman kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Dalam apel perdana ini Tito memberikan arahan kepada semua pegawai Kemendagri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkit soal mahalnya ongkos pilkada secara langsung di hadapan anggota DPD RI dalam rapat bersama di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Tito Karnavian mengatakan, untuk mencalonkan sebagai bupati, membutuhkan biya hingga Rp 30 miliar. Wali kota sampai gubernur, kata dia, angkanya bisa lebih tinggi.

Mantan Kapolri itupun menantang, jika ada kepala daerah yang tidak mengeluarkan uang sepeser pun saat pilkada, untuk menghadapnya.

"Ya kalau ada yang menyatakan enggak bayar nol persen, saya pengen ketemu orangnya," kata Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Pernyataan tersebut berkaitan dengan evaluasi pilkada langsung. Menurut Tito Karnavian, sistem pemilihan kepala daerah saat ini membuka peluang kepala daerah untuk korupsi karena biaya untuk pencalonan yang mahal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hormat Jika Mau Tekor

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (Liputan6/Putu Merta)

Tito mengatakan, gaji kepala daerah selama lima tahun tidak menutup pengeluaran selama pilkada. Tito mengatakan, bakal hormat jika ada kepala daerah mau tekor.

"Kalau dia mau tekor saya mau hormat sekali, itu berati betul-betul mengabdi untuk nusa bangsa gitu. Tapi yang apakah ada 1001 mungkin ada, mungkin, mungkin juga enggak, saya mohon juga kalau enggak ada," kata mantan Kapolri itu.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya