Hasto PDIP: Peringatan Hari Ibu Jadi Spirit Merawat Kehidupan

Hasto pun menceritakan bagaimana seorang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, seorang ibu yang mencintai kehidupan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Des 2019, 12:44 WIB
Diterbitkan 22 Des 2019, 12:44 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Putu Merta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyambut hari Ibu yang jatuh 22 Desember dengan mengingatkan tentang esensi kasih sayang seorang ibu yang mengawali serta merawat kehidupan.

Secara kebetulan, perayaan Hari Ibu tahun ini bersamaan dengan rapat koordinasi bidang pariwisata tingkat nasional DPP PDIP yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (22/12/2019).

Menurut dia, bahwa Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 dimulai oleh kepeloporan para ibu. Setelah Sumpah Pemuda 1928, dilanjutkan dengan Kongres Ibu pada 22 Desember yang kemudian diperingati sebagai Hari Ibu sampai saat ini.

"Maka berbicara ibu berarti bicara kehidupan. Maka Peringatan Hari Ibu ini menjadi spirit kepartaian kita, spirit merawat kehidupan," kata Hasto.

Menurut dia, hal ini penting ditekankan karena akhir-akhir ini nilai kemanusiaan, nilai-nilai merawat kehidupan itu mulai tergerus berbagai sesat pikir. Alam rusak karena perilaku manusia. Padahal, adalah tanggung jawab semua anak manusia untuk selalu merawat alam raya.

Hasto pun menceritakan bagaimana seorang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, seorang ibu yang mencintai kehidupan. Pada suatu ketika, Hasto berada di dalam satu pesawat yang sama dengan Megawati. Selesai memakan sebuah salak, Hasto membuang bijinya. Oleh Megawati, biji itu lalu diambil dan dibungkus sebuah tisu.

"Ibu Megawati memasukkannya ke dalam tas beliau. Lalu berkata kepada saya, jangan buang biji salaknya karena dia punya hak hidup," cerita Hasto.

Sebagai pencinta tanaman, Megawati memanfaatkan berbagai barang bekas khususnya botol minuman kemasan. Oleh Megawati, botol itu dipotong dan diisi air. Sebuah sumbu kompor lalu dimasukkan ke dalamnya, lalu sumbu itu dililitkan di batang pohon yang baru ditanam.

"Karena kehidupan itu berharga," imbuh Hasto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tentang Tupai

Kisah lainnya adalah soal pohon-pohon besar di sekitar kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat. Suatu kali, Megawati melihat ada banyak tupai. Melihat itu, Megawati berbelas kasihan dan kemudian memberi tupai itu makan. Makanan diikatkan dengan tali di dahan pohon.

"Tupainya gemuk-gemuk. Tupai saja gemuk karena dirawat oleh ibu, apalagi Sekjen dan para Ketua DPP," canda Hasto disambut tepuk tangan para kader PDIP

Menurut dia inti ceritanya adalah, dengan momentum perayaan hari ibu, sudah sepantasnya semua kembali dengan semangat merawat kehidupan yang berharga.

"Kita peringati Hari Ibu untuk merayakan kepeloporan dalam kemajuan, dan juga kepeloporan hidup bersih. Mari bersama-sama untuk melihat betapa Indonesia begitu berwarna dengan kebudayaan kita. Tugas kita menjaga keindahan kita dengan mengedepankan kebudayaan yang intisarinya adalah mengobarkan kemanusiaan kepada seluruh alam raya. Karena sejatinya politik adalah membangun peradaban," tukas Hasto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya