Setelah Lakukan Penerbangan Guangzhou-Manado, Seorang Penerjemah Diisolasi di RS

Seorang penerjemah diisolasi di RS Kandau Manado, Sulawesi Utara usai melakukan penerbangan Guangzhou-Manado.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2020, 23:29 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2020, 23:29 WIB
RSHS
Petugas ruangan isolasi penyakit infeksi menular khusus tengah mengecek peralatan pelindung untuk mengantisiapsi adanya pasien terpapar virus corona ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jumat, 24 Januari 2020. (Arie Nugraha).

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penerjemah diisolasi di RS Kandau Manado, Sulawesi Utara usai melakukan penerbangan Guangzhou-Manado.

"Dia seorang penerjemah yang selalu mendampingi turis. Tadi malam dia turun dari Guangzhou dan terdeteksi personel Kantor Kesehatan Pelabuhan, suhu tubuhnya tidak sampai 38 derajat selsius," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, dr Steaven Dandel di Manado, Sabtu (25/1/2020) seperti dikutip dari Antara.

Penerjemah tersebut kemudian diharapkan segera melaporkan ke petugas medis apabila ada gejala sesuatu yang mencurigakan.

"Tadi pagi dia melapor mengalami pilek, namun dia tidak demam dan tidak ada pneumonia atau radang paru-paru," ujarnya.

Steaven menjelaskan, kriteria suspect corona virus ada tiga hal, pertama harus demam, kemudian harus batuk, pilek serta nyeri tenggorokan, dan ketiga radang paru-paru atau pneumonia.

"Dia kami sudah isolasi di RS Kandouw demi keamanan, istilahnya jangan sampai jadi sumber penularan ke tempat lain. Sekarang kondisinya sehat, suhu tubuhnya 36 derajat selsius, hanya pilek dan tidak ada tanda-tanda pneumonia," terangnya.

Dia menegaskan kembali, tindakan isolasi dilakukan hanya untuk pengamanan dan konfirmasi.

"Dia belum termasuk suspect corona virus, hanya dalam pengawasan," ujarnya.

Penerjemah tersebut lanjut dia diisolasi sekitar pukul 14.30 WIB ke RS.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya