Liputan6.com, Jakarta Menko Polhukam Mahfud Md menyatakan tak ada yang perlu diistimewakan di 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya, semua kebijakan dan program masih terus berlanjut.
"Rutin saja, enggak ada yang istimewa," kata Mahfud di kantornya, Kamis (30/1/2020) malam.
Baca Juga
Saat disinggung soal adanya kasus Jiwasraya yang muncul, menurut itu semuanya jalan dan berproses. Sehingga tak perlu ada yang ditonjolkan.
Advertisement
"Tidak ada 100 hari itu yang apa namanya, dianggap harus ditonjolkan. Ya biasa saja, lancar saja," jelas Mahfud.
Menurut dia, salah satu tolak ukurnya indeks persepsi. Di mana, lembaga survei telah mengumumkan. Dan semuanya masih baik.
"Yang penting indeks, indeks persepsinya saja kan yang bisa diukur. Kalau indeks persepsinya beberapa lembaga survei kan sudah mengumumkan, sudah oke kok," pungkasnya.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat mengumumkan dan melantik jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju menyatakan, tak memasang target 100 hari kerja.
"Enggak ada target 100 hari, kita ini melanjutkan yang sebelumnya," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Jokowi mengatakan bahwa di periode kedua, pemerintahannya akan menitikberatkan defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, serta membuka lapangan pekerjaan. Jokowi ingin menarik investor asing sebanyak mungkin sehingga muncul peluang kerja yang seluas-luasnya.
"Kemudian juga reformasi birokrasi. Reformasi dilakukan secara konkret. Hal-hal yang ruwet, yang disederhanakan. Kemudian tentu saja prioritas utama kita 5 tahun ke depan pembangunan SDM," jelas Menko Polhukam.