Liputan6.com, Jakarta Menteri Desa Abdul Halim Iskandar meminta masyarakat agar tak mudik terlebih dahulu. Sebab, di masa pandemi Covid-19, perantau yang nekat pulang ke kampung halaman berpotensi besar menyebarkan virus corona.
"Jangan mudik, jadi ini tak pulang karea sayang keluarga di desa," tutur pria karib disapa Gus Halim ini dalam sesi sharing Session bersama Liputan6.com yang disiarkan langsung dikanal Vidio, Sabtu (18/4/2020).
Baca Juga
Sementara itu, lanjut Gus Halim, memang saat ini belum ada aturan yang melarang perantau untuk mudik. Hanya saja, mereka yang di bawah kontrol langsung negara seperti ASN, TNI dan Polri. Oleh sebabnya, saat ini anjuran tidak mudik masih bersifat imbauan.
Advertisement
"Sampai sekarang belum memutus terkait melarang jadi hanya imbauan jadi kalau kita sayang teman, tetangga, dan keluarga ayo tidak mudik dulu," pinta Gus Halim.
Gus Halim menambahkan saat ini pemerintah tengah menyiapkan fasilitas mudik yang digeser menjadi libur panjang akhir tahun. Nantinya giat seperti mudik gratis akan diterapkan seperti layaknya libur lebaran.
"Presiden pernah berkelakar libur panjang gantinya lebaran ini kita bikin mudik bersama, jadi fasilitas mudik saat lebaran kita bikin di akhir tahun, artinya akan banyak fasilitas," Gus Halim menandasi.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Seluruh Pemudik Adalah ODP
Agus Salim sepakat seluruh pemudik adalah orang dalam pemantauan (ODP). Karenanya bagi mereka yang pulang kampung wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
"Semua pemudik adalah ODP, saya tegaskan itu. Wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," kata Agus Salim.
Karena hingga saat ini negara belum mengatakan bahwa giat mudik itu dilarang. Maka pemerintah akan memfasilitasi sejumlah antisipasi yang melindungi warga desa dari datangnya arus pemudik.
"Kita melakukan persiapan mengantisipasi, salah satunya dengan membentuk relawan desa melawan Covid," lanjut dia.
Tugasnya, sambung Gus Halim, relawan desa itu akan mencari fasilitas isolasi 14 hari bagi para pemudik. Atau jika harus di rumah, maka aktivitas mereka akan mendapat pengawasan ketat. Selain itu relawan juga menyiapkan sarana umum seperti tempat cuci tangan dengan air mengalir.
"Jadi ini bentuk persiapan kami, seandainya kita pemerintah mengkalkulasi dan tidak menerbitkan larangan untuk mudik, jadi harus antisaipasi penanganannya di daerah," Gus Halim menandasi.
Advertisement