Liputan6.com, Jakarta - Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP Benny Susetyo mengatakan, Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang sudah berjalan sepekan di Jakarta kurang berjalan efektif. Kondisi ini disebabkan kurangnya kesadaran publik terkait pentingnya penerapan PSBB.
"PSBB hanya akan efektif bila ada kesadaran dan ketaatan publik mengikuti protokol pencegahan Covid-19," katanya kepada Liputan6.com, Minggu (19/4/2020).
Benny menganggap, tanpa kedisplinan dari warga, maka kebijakan ini akan sia-sia saja. Kuncinya adalah kesadaran masyarakat untuk mendisiplinkan dirinya.
Advertisement
"Yang dibutuhkan sekarang adalah gerakan tokoh lokal seperti RT dan RW untuk mengingatkan warga melalui sanksi sosial. Itu akan lebih efektif dalam memutus rantai penyebaran Covid-19," ungkapnya.
Menurut Benny, Peranan tokoh masyarakat atau non-formal leader yang diyakni oleh komunitas terkecil, akan menjadi kekuatan untuk menggerakkan publik atau masyarakat dalam mentaati segala bentuk, kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan pemerintah.
"Gerakkan untuk melakukan PSBB harus dipadukkan dengan pelibatan tokoh lokal, agar bisa berjalan efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19," tandasnya.
Pedagang Masih Berjualan
Tidak efektifnya PSBB terlihat pada pedagang yang masih tampak berjualan di depan pasar Cipulir atau trotoar selama PSBB di Jakarta.
"Kami hakikatnya sudah tutup (Pasar Cipulir) tapi masih ada orang-orang yang bawa kendaraan berjualan di depan pasar. Ini teman-teman Satpol PP, lurah dan camat keliling terus," kata Wali Kota Jakarta Selatan Marullah saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (18/4/2020).
Dia menyebut para pedagang dadakan itu seringkali bermain kucing-kucingan dengan petugas yang patroli. Marullah mengimbau kepada para pedagang Pasar Cipulir untuk taat peraturan pemerintah agar tetap di rumah selama pelaksanaan PSBB.
"Petugas sudah keliling setiap hari tapi memang kejar-kejaran dengan petugas. Kita akan tindak tegas," jelasnya.
Advertisement