Pandemi Corona, Wakil Wali Kota Bogor Larang Warganya Mudik

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melarang warganya mudik menjelang lebaran 2020 karena berisiko besar menjadi pembawa virus Corona COVID-19.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 21 Apr 2020, 22:16 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 22:16 WIB
Polresta Bogor Kerahkan Water Canon Semprotkan Disinfektan
Polresta Bogor mengerahkan mobil water cannon untuk melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan Tugu Kujang, Bogor, Selasa (31/3/2020). Penyemprotan disinfektan secara menyeluruh di wilayah Kota Bogor itu guna mencegah memutus rantai penyebaran virus corona. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melarang warganya mudik menjelang lebaran 2020 karena berisiko besar menjadi pembawa virus Corona COVID-19.

"Pada terjadi pandemi COVID-19 saat ini, penyebaran COVID-19 bukan hanya di Kota Bogor atau di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain," kata Dedie A Rachim, melalui telepon selulernya di Kota Bogor, Selasa (21/4/2020), seperti dikutip dari Antara.

Menurut Dedie A Rachim, pada pandemi Corona saat ini, pemerintah pusat telah menetapkan protokol pada situasi pandemi COVID-19 saat ini, yakni harus menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer serta menjaga jarak fisik.

Bahkan, Presiden Joko Widodo ketika memimpin rapat terbatas melalui konferensi video di Istana, Jakarta, telah mengumumkan larangan mudik bagi seluruh masyarakat perantauan ke kampung halaman masing-masing, karena masih banyak masyarakat perantauan yang bersikeras untuk mudik.

Seusai rapat terbatas, Menteri Perhubungan Ad-interim, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, larangan mudik terhitung sejak Jumat (24/4/2020), menindaklanjuti larangan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

Menurut Dedie A Rachim, kalau pemerintah pusat sudah resmi menerbitkan larangan, maka warga yang nekat mudik bisa diberikan sanksi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Isolasi Mandiri

Dedie juga mengingatkan untuk warga usia lanjut yang telah memiliki penyakit bawaan, seperti jantung, asma, dan penyakit dalam lainnya, sangat berisiko jika tetap mudik.

"Warga yang tetap nekat mudik, agar menjalani isolasi mandiri selama 14 hari, ketika sampai di kampung halamannya," katanya.

Dedie juga mengingatkan kepada warga Kota Bogor, agar bersabar dan memperbanyak ibadah dalam menghadapi bulan ramadan.

"Kesabaran dan doa, menjadi bagian dari perjuangan melawan COVID-19," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya