Menparekraf: Pandemi COVID-19, Indonesia Kehilangan Potensi Kedatangan 4 Juta Wisatawan Asing

Sepanjang COVID-19 Menparekraf juga mengakui Indonesia kehilangan potensi dari kedatangan wisatawan asing hingga sekitar 4 juta orang.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 28 Mei 2020, 18:31 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 18:31 WIB
Wishnutama Kusubandio
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan perlu persiapan sebulan untuk penerapan New Normal (Dok.YouTube/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan promosi pariwisata Indonesia akan lebih fokus melalui media digital pada era normal baru.

"Ke depan fokus promosi itu melibatkan platform digital karena lebih efektif dan bisa spesifik, misalnya kan wisata alam bisa lebih spesifik target market adalah mereka yang suka wisata alam atau diving atau pantai. Yaitu strategi promosi lebih ke arah seperti itu," kata Menparekraf Wishnutama di Jakarta, Kamis (28/5/2020).

Menparekraf menyampaikan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas dengan tema "Tatanan Normal Baru di Sektor Pariwisata yang Produktif dan Aman COVID-19" yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi meminta agar Menteri Pariwisata menyiapkan strategi khusus dalam promosi pariwisata Indonesia di era normal baru. Apalagi menurut Presiden tren pariwisata akan bergeser ke isu health (kesehatan), hygine (kebersihan), safety (keselamatan), security (keamanan) sebagai pertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin melancong.

Sepanjang COVID-19 Menparekraf juga mengakui Indonesia kehilangan potensi dari kedatangan wisatawan asing hingga sekitar 4 juta orang.

"Kerugian karena COVID-19 ini kami masih tunggu laporan BPS, tapi memang bisanya per bulan wisatawan mancanegara sekitar 1,3-1,4 juta orang datang ke Indonesia, kalau dihitung-hitung sederhana kita kehilangan potensi wisatawan asing 4 juta lah, tapi data persis masih tunggu dari BPS," tambah Menparekraf seperti dikutip dari Antara.

Namun untuk menyambut normal baru di sektor pariwisata, ia mengatakan sudah dibuat sejumlah persiapan.

"Ada berbagai macam tahapan di sektor pariwisata untuk new normal, tahapan ini harus dilalui oleh destinasi wisata tersebut, syaratnya COVID-19 sudah membaik dengan berbagai macam parameter yang disiapkan misalnya SOP (standard operating procedure) di sektor pariwisata akan disiapkan misalnya di hotel, restoran dan lainnya termasuk berbagai macam di pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Wishnutama.

Ia mengatakan akan memprioritaskan daerah-daerah yang sudah siap, namun tidak menjelaskan daerah mana yang akan dijadikan proyek contoh sebagai kawasan wisata pertama yang akan dibuka dengan aturan normal baru.

"Yang dibuka kembali adalah yang penanganan COVID-nya baik sesuai laporan Gugus Tugas dan Bali adalah salah satu provinsi yang sangat baik penanganannya sampai saat ini, jadi berpotensilah. Tapi sekali lagi ini harus berkoordinasi dengan kepala daerah dan bupati/wali kota masing-masing, jadi koordinasi ini penting, koordinasi pusat, daerah, kabupaten paling penting untuk melaksanakan tahapan-tahapan ini," jelas Wishnutama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Fokus Pada Kualitas

Pariwisata Indonesia selanjutnya juga akan fokus pada quality tourism dibanding quantity tourism.

"Kami memang sudah mencanangkan quality tourism dan sudah disiapkan sebelum COVID-19 dan ini memang lebih dibutuhkan saat normal baru, namun dibutuhkan persiapan yang teliti dan detail dengan faktor kehati-hatian dengan pengawasan dan pengendalian protokol yang sangat ketat," tegas Menparekraf.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya