Kematian Yodi yang Masih Misteri

Jasad Yodi Prabowo yang merupakan editor Metro TV itu ditemukan di pinggir Tol Jorr Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat 10 Juli lalu.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 16 Jul 2020, 06:43 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 06:41 WIB
Pemakaman editor Metro TV Yodi Prabowo yang diduga menjadi korban pembunuhan. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)
Pemakaman editor Metro TV Yodi Prabowo yang diduga menjadi korban pembunuhan. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan terhadap editor Metro TV, Yodi Prabowo masih misteri. Polisi belum berhasil mengindentifikasi pelakunya.

Kasus itu bermula saat tiga orang anak kecil yang tengah bermain layangan menemukan jasad laki-laki di pinggir Tol Jorr Pesanggrahan, Kelurahan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020). Belakangan diketahui indentitasnya adalah Yodi Prabowo.

Kematian pria yang bekerja sebagai editor Metro TV itu menyita perhatian publik, tak terkecuali Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana. Tim Gabungan dibentuk dipimpin langsung Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat.

Tim yang terdiri dari jajaran penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan serta Polsek Pesanggarahan ini mulai mengusut kasus kematian itu dengan mengecek ke lokasi.

Jasad ditemukan dalam kondisi tertelungkup dengan mengenakan jaket dan celana panjang. Polisi juga menemukan barang-barang milik Yodi Prabowo seperti sepeda motor, dompet, helm, jaket dan tasdi sekitar lokasi kejadian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus memastikan barang milik Yodi Prabowo utuh alias tidak ada satupun yang hilang. Itu artinya, kemungkinan korban dirampok atau dibegal sangat kecil.

"Saya sampaikan bahwa barang-barang milik korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak hilang," ujar Yusri.

Selain barang itu, polisi juga menemukan sebilah pisau yang diduga kuat digunakan pelaku ketika menghabisi Yodi Prabowo.

Hal itu selaras dengan keterangan tim dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati yang mengautopsi jasad Yodi Prabowo, dibeberkan terdapat luka akibat senjata tajam dan benda tumpul di bagian leher dan dada.

Yodi Prabowo diduga sempat dianiaya sebelum ditemukan tak bernyawa di pinggir Tol Jorr Pesanggrahan.

"Leher mengakibatkan putus di tenggorkan, dan di dada mengenai di iga dan menembus paru-paru," kata Yusri.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Periksa Karyawan Metro TV hingga CCTV

Penyelidikan Sidik Jari
Ilustrasi Foto Penyelidikan (iStockphoto)

Polisi hingga saat ini masih mendalami keterangan sejumlah saksi untuk mencari pembunuh editor Metro TV, Yodi Prabowo. Tercatat sudah ada 27 orang yang dipanggil polisi untuk dimintai keterangan.

Tujuh di antaranya adalah karyawan Metro TV. Sisanya yakni keluarga, kekasih, dan orang-orang yang berada dekat dengan lokasi penemuan jasad Yodi Prabowo, termasuk penjaga warung.

Polisi mengaku mendapatkan informasi penting ketika memeriksa penjaga warung. Menurut keterangan, penjaga warung mengenal sosok Yodi Prabowo.

"Kami ambil keterangannya karena memang korban sering ke situ. Pemilik warung kenal dengan korban," ujar dia.

Upaya lain juga ditempuh tim gabungan Polda Metro Jaya yaitu menganalisa rekaman CCTV. Namun kualitas gambar yang dihasilkan dari kedua CCTV kurang begitu baik.

"Sudah kita ambil rekaman CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) dan satu lagi di perusahaan deket situ. Kedua CCTV sudah kami buka, tapi masih buram (gambarnya)," ujar dia.

Karena itu, tim gabungan di bawah Ditreskrimum Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan ahli dari Mabes Polri agar rekaman-rekaman CCTV itu diteliti di laboratorium forensik.

"Kami harus meminta bantuan tim ahli dari kepolisian supaya membuat terang CCTV itu," ucap dia.

Menurut Yusri, CCTV diklaim dapat membantu mengidentifikasi orang-orang yang bersama korban sebelum ditemukan meninggal dunia.

"CCTV yang di TKP itu untuk betul enggak sih dia sendiri atau ada dua orang, tiga orang, empat orang, atau lima orang kan kita belum tahu ini," katanya.

 

Pesan Terakhir untuk Kekasih

Jenazah Editor Metro Tv Disambut Isak Tangis Keluarga
Suasana rumah Yodi Prabowo, editor Metro Tv yang jasadnya ditemukan di pinggir tol Ulujami, Jakarta Selatan, dipenuhi dengan isak tangis keluarga dan kerabat. (Foto:Liputan6/ Pramita Tristiawati)

Kepergian Yodi Prabowo, tak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga namun juga sang kekasih, Suci Fitri Rohmah (24).

Suci mengatakan, terakhir berkomunikasi dengan Yodi Prabowo pada Selasa 7 Juli sekitar pukul 22.00 malam. Saat itu, Yodi mengirimkan pesan ke nomor pribadinya. Namun, Suci tak membalas lantaran sudah terlelap.

"Tapi saya balas Rabu pagi, itu hanya ceklis satu. Sampai Kamis juga tidak bisa dihubungi," kata Suci.

Sejak saat itu, Suci merasakan perasaan tidak nyaman atas keadaan sang kekasih yang telah dikenalnya dekat selama 7 tahun itu.

"Setelah susah dihubungi, ada firasat enggak enak. Saya juga coba hubungi teman-temanya, orang tuanya juga menanyakan ke saya, tapi saya juga enggak tahu," ucap dia.

Firasat itu seakan menjadi kenyataan setelah dia mendapat kabar bahwa pujaan hatinya itu ditemukan tewas di pinggir Jalan Tol Ulujami, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020) kemarin.

Suci juga mengungkapkan, beberapa waktu sebelum kepergiannya, Yodi memang menunjukkan gelagat yang tak biasa. Menurut dia, seperti orang yang tengah ditimpa masalah. Namun, tak pernah bercerita terus terang kepadanya.

"Sempat alamarhum bilang kayak ada masalah, cuma dia belum berani cerita ke saya. Saya bilang ceritain ke teman atau siapa yang kamu percaya biar lega, karena dia orangnya enggak gampang cerita masalah," katanya.

Suci menceritakan kembali keanehan Yodi Prabowo saat itu.

"Sempat, karena dia ngomongnya agak ngawur. Dia sempat bilang kalau nanti aku enggak ada, kamu sedih enggak. Terus aku jawab, apan sih, istighfar, terus dia bilang, kamu jangan ninggalin aku," kata Suci.

Sementara itu, President Director Metro TV Don Bosco Selamun meminta pihak kepolisian mengusut tuntas penyebab kematian karyawannya, Yodi Prabowo.

"Kami minta pihak kepolisian mengusut tuntas siapa pelaku jika kematiannya disebabkan oleh pembunuhan, penganiayaan atau bentuk kekerasan lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (10/7/2020).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya