Vaksinolog: Vaksin Bisa Mengendalikan Pandemi, tapi Butuh Waktu

Menurut Dirga, proses distribusi vaksin Covid-19 di Indonesia tidak mudah. Selain karena Indonesia merupakan negara kepulauan, jumlah penduduk sangat banyak yakni lebih dari 260 juta jiwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2020, 14:11 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 14:11 WIB
FOTO: Vaksinasi COVID-19 Ditargetkan Paling Lambat Januari 2021
Kendaraan melintas dekat baliho sosialisasi manfaat vaksinasi di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta, Sabtu (28/11/2020). Pemberian vaksin COVID-19 tergantung dari datangnya vaksin dan proses persiapan yang dilakukan di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis penyakit dalam atau vaksinolog, Dirga Sakti Rambe, mengatakan vaksin bisa mengendalikan pandemi. Termasuk pandemi Covid-19.

Namun, penggunaan vaksin untuk mengendalikan pandemi Covid-19 membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab, proses uji klinis, produksi hingga distribusi memakan waktu lebih dari enam bulan.

"Jadi vaksin sangat penting. Vaksin bisa mengendalikan pandemi tapi itu butuh waktu, butuh proses," katanya dalam diskusi virtual, Senin (30/11/2020).

Menurut Dirga, proses distribusi vaksin Covid-19 di Indonesia tidak mudah. Selain karena Indonesia merupakan negara kepulauan, jumlah penduduk sangat banyak yakni lebih dari 260 juta jiwa.

"Oleh karena itu, sambil menunggu vaksin yang ada sekarang, dan sekalipun nanti vaksinnya ada kita harus terus menerapkan protokol pencegahan 3 M," ujar dia.

Protokol kesehatan 3 M yang dimaksud yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. 3 M merupakan kunci mencegah terpapar Covid-19.

Sebelumnya, Dirga mengatakan bahwa Indonesia telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok negeri.

"Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (22/11).

Dirga menyebut, Indonesia memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memproduksi, mendistribusi hingga mengimplementasikan vaksin. Sistem rantai dingin sebagai salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun dengan baik.

"97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang menerima di puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Punya 23 ribu Vaksinator Terlatih

Menurut Dirga, Indonesia telah memiliki 23.000 vaksinator yang terlatih. Bahkan, 7.000 di antaranya sudah mendapatkan pelatihan khusus dari Kementerian Kesehatan.

Selain itu, Indonesia memiliki 440.000 tenaga kesehatan yang bisa menyukseskan vaksinasi. Mereka merupakan dokter umum, dokter spesialis, perawat hingga bidan.

"Semuanya saya yakin siap bergotong royong mensukseskan persiapan vaksinasi ini. Pada prinsipnya, kita ingin semua terlibat supaya vaksin ini bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat," ucapnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya