Kemenkes: Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 Kalau Bisa Pakai Bahasa Daerah

Aparat dinas kesehatan serta petugas puskesmas diminta tidak menggunakan bahasa yang rumit dan sulit dimengerti dalam mensosialisasikan program vaksinasi Covid-19.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 15 Des 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 11:58 WIB
Pemkot Depok Gelar Simulasi Vaksin COVID-19
Petugas kesehatan mengecek pasein saat simulasi vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Pemkot Depok menggelar simulasi vaksin COVID-19 dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya sosialisasi program vaksinasi Covid-19 agar masyarakat betul-betul paham manfaat dari vaksin. Aparat dinas kesehatan serta petugas puskesmas diminta tidak menggunakan bahasa yang rumit dan sulit dimengerti dalam mensosialisasikan program vaksinasi Covid-19.

"Kalau bisa bersifat local wisdom, bahasa-bahasa daerah yang bisa disampaikan ke masyarakat, akan lebih baik," kata Sekjen Kemenkes Oscar Primadi dikutip dari siaran persnya, Selasa (15/12/2020).

Menurut dia, Kemenkes telah membuat buku panduan yang dapat digunakan petugas puskesmas dalam mensosialisasikan tentang vaksin dan vaksinasi kepada masyarakat. Pemerintah ingin program vaksinasi Covid-19 dapat dimengerti masyarakat mulai dari tahapan, hingga manfaat kesehatan dari vaksin.

Misalnya, menjelaskan bahwa pemerintah melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan kehalalan vaksin Covid-19. Kemudian, menyampaikan bahwa vaksin yang disuntikkan terjamin keamanan dan keefektifannya.

"Semuanya itu betul-betul dipersiapkan secara dini oleh pemerintah. Dan tentunya akan memberikan pemahaman bagi teman-teman di daerah," jelas Oscar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tantangan

Vaksin Corona Covid-19 Sinovac
Vaksin Corona Covid-19 Sinovac. Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden

Kendati begitu, dia mengakui ada tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 nasional kelak. Hal ini dikarenakan Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki tempat-tempat yang memiliki akses tidak mudah.

Sehingga, tenaga kesehatan butuh upaya yang besar untuk menjangkau daerah terpencil. Tantangan lainnya yakni, jaringan cold chain atau rantai dingin.

"Karena untuk mendistribusikan vaksin harus menggunakan perlakuan khusus," ujar Oscar.

Seperti diketahui, pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac, China. Vaksin yang baru tiba ini merupakan bagian dari pengadaan tahap pertama sebanyak 3 juta dosis. Vaksin Covid-19 Sinovac ini berjenis SARS-CoV-2 yang telah diinaktivasi.

Sebelum disuntikkan ke masyarakat, vaksin harus terlebih dahulu melalui beberapa tahapan dan harus mengantongi izin Emergency Use of Authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal ini guna menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya