Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta agar sejumlah wilayah tetap waspada terhadap hujan ekstrem beberapa hari ke depan. Hujan ekstrem tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir dan banjir bandang.
"Yang terdampak tidak hanya DKI Jakarta, tetapi serempak ini Banten siaga banjir, DKI Jakarta siaga banjir, Jawa Barat siaga banjir dan banjir bandang, Jawa Tengah siaga banjir dan banjir bandang," kata Dwikorita dalam video YouTube BMKG, Rabu (24/2/2021).
Dwikorita mengatakan, pihaknya juga memprediksi hujan ekstrem mengguyur wilayah Jabodetabek selama tiga hari ke depan. Yakni mulai Rabu (24/2/2021) hingga Jumat (26/2/2021).
Advertisement
Prediksi hujan ekstrem tersebut karena terjadi perubahan bibit siklon tropis di wilayah selatan Nusa Tenggara sejak Selasa 23 Februari 2021.
"Khususnya untuk DKI yang perlu diwaspadai hampir merata, yaitu Jakarta Utara siaga banjir, Jakarta Pusat siaga, Jakarta Barat siaga, Jakarta Timur siaga, Jakarta Selatan siaga, Bogor siaga, Kota Depok siaga, Kota Tangerang siaga, Kota Tangsel siaga, Kota Bekasi juga siaga," ucapnya.
Sementara itu, Dwikorita menyatakan pihaknya memprediksi hujan ekstrem tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Jabodetabek. Namun juga Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
"Ekstrem di sini lebih dari 150 mm per jam, kurang lebihnya seperti kejadian hujan di Jabodetabek pada tanggal 19-20 (Februari) dan juga di Semarang beberapa waktu yang lalu," jelas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bibit siklon tropis
Sebelumnya, BMKG mendeteksi adanya pusat tekanan rendah (low pressure area/LPA), atau yang dikenal sebagai potensi bibit siklon tropis, di sekitar selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak dua hari terakhir, dari tanggal 23 Februari 2021.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, bibit siklon ini dapat berkembang menjadi siklon tropis. Bibit siklon tersebut, katanya, diprediksi masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur.
Dengan potensi intensitas yang menguat hingga dua hari mendatang (24-25 Februari). Dalam hal ini BMKG terus memonitor perkembangan potensi bibit siklon tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan dapat menguat menjadi siklon tropis," ujar Guswanto, Rabu (24/2/2021).
Guswanto menambahkan, keberadaan potensi bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin. Terutama di wilayah Sumatera Selatan, Jawa, dan Nusa Tenggara. Hal itu secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
"Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara," katanya.
Advertisement