Cegah Kerumunan Warga, Prosedur Blusukan Jokowi ke Daerah Dinilai Perlu Evaluasi

Irma mengatakan, protokol presiden dan protokol pemerintah daerah sebaiknya menjadikan peristiwa kerumuman ini sebagai pelajaran penting di era pandemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2021, 08:12 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2021, 07:37 WIB
Presiden Jokowi bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau kawasan food estate di NTT
Presiden Jokowi bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau kawasan food estate di NTT (dok: PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Nusa Tenggara Timur yang sempat menciptakan kerumunan warga hingga kini masih menimbulkan polemik. Sejumlah pihak menyayangkan adanya kerumunan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang kasusnya masih tinggi.

Politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menganggap, tidak ada unsur kesengajaan dalam kerumunan massa saat Jokowi tiba di Maumere. Menurut dia, ketika masyarakat ramai berkumpul menyambut, itu bukan kehendak Jokowi.

"Kita tidak boleh berprasangka buruk pada rakyat yang ingin melihat secara langsung presiden pilihannya," ujar Irma kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).

Irma menilai kerumunan massa di Maumere berbeda dengan kerumunan massa acara pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta.

"Presiden ke NTT dalam melaksanakan tugas negara. Kerumunan di NTT tidak disengaja dan tidak direncanakan," kata Irma.

Meski demikian, menurut dia, protokol presiden dan protokol pemerintah daerah sebaiknya menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran penting di era pandemi, karena kerumunan berlebihan bisa membahayakan.

Namun menurut dia, tidak tepat juga bila masalah ini sampai dilaporkan ke polisi. Menurut dia, Jokowi sampai melambaikan tangan lewat jendela atas mobil karena tidak mau mengecewakan rakyat.

"Kunjungan Presidan adalah tugas resmi. Jika ada hal-hal di luar rencana, itu tanggung jawab protokol," katanya.

Dia menilai ada tiga hal yang perlu dilakukan setelah kerumunan warga di Maumere.

"Pertama, Istana harus mengklarifikasi. Kedua, mengkaji ulang protap kunjungan Presiden di era pandemi," kata Irma.

Kemudian, pemerintah perlu meningkatkan penanganan pandemi. "Vaksinasi di NTT harus diprioritaskan atau menjadi wilayah prioritas vaksinasi," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Iringan Kendaraan Sempat Terhenti

Sebelumnya Pihak Istana Kepresidenan membenarkan sebuah video yang menggambarkan adanya kerumunan massa saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kerumunan tersebut terjadi di Maumere saat Jokowi dalam perjalanan untuk meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka.

"Benar, itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Selasa (23/2/2021).

Menurut dia, masyarakat sudah menunggu iring-iringan mobil Jokowi di pinggir jalan. Begitu mobil yang ditumpangi Jokowi melambat, masyarakat langsung maju ke tengah jalan, sehingga membuat iring-iringan berhenti.

Dalam video itu, Jokowi tampak keluar dari atas sunroof mobil dan melambaikan tangan kepada masyarakat yang telah berkerumun. Bukan hanya itu, Jokowi juga tampak membagi-bagikan beberapa kaus hingga masker kepada masyarakat.

Bey menyebut, tindakan Jokowi tersebut merupakan bentuk spontanitas untuk menghargai antusiasme masyarakat yang telah menunggu kedatangannya. Namun, Jokowi tetap mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya