Pimpinan DPR Minta Masyarakat Dukung Palestina tanpa Harus Turun ke Jalan

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengecam keras tragedi kemanusiaan di Palestina.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 17 Mei 2021, 12:26 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2021, 12:26 WIB
Sufmi Dasco Ahmad
Anggota MKD Sufmi Dasco Ahmad. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengecam keras tragedi kemanusiaan di Palestina. Ia menyebut tragedi itu harus segera diakhiri karena telah banyak menelan korban jiwa.

"Kita semua prihatin dengan apa yang dialami warga Palestina, sekaligus mengecam keras tindakan Israel. Tragedi kemanusiaan ini harus segera diakhiri karena sudah terlalu banyak memakan nyawa tak berdosa," kata Dasco dalam keterangannya, Senin (17/5/2021).

"Kami mengutuk aksi serangan tentara Israel, bukan hanya kejahatan kemanusiaan, tetapi juga tragedi yang harus secepatnya dihentikan," tambah dia.

Dasco pun meminta masyarakat Indonesia mendukung dengan cara damai dan mendoakan, tanpa perlu turun ke jalan. Sebab, kata dia, saat ini Indonesia masih berjuang menghadapi pandemi dan larangan berkerumun.

"Masyarakat kita jangan ikut-ikutan turun ke jalan karena kondisinya sedang banyak keterbatasan," ucap Dasco.

Politikus Gerindra itu menyebut dukungan yang paling tepat dilakukan saat ini adalah mendoakan.

"Mari mendoakan ada kedamaian di Palestina," pungkas Dasco.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 42 Warga Palestina

FOTO: Saling Serang Rudal dan Roket Israel - Palestina
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, dekat Sderot, Israel, Kamis (13/5/2021). Pertempuran antara Israel dengan Hamas yang menguasai Gaza terus berlanjut. (AP Photo/Ariel Schalit)

Sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan 42 warga Palestina di Jalur Gaza pada Minggu 16 Mei.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/5/2021) Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres telah menyerukan agar segera diakhirinya kekerasan yang "mengerikan dan memperingatkan krisis keamanan dan kemanusiaan yang tidak dapat dikendalikan''.

Tetapi pertemuan dewan, yang telah ditunda oleh sekutu Israel, Amerika Serikat, menghasilkan sedikit tindakan.

Baku tembak terberat dalam beberapa tahun, yang dipicu oleh kerusuhan di Yerusalem, telah menewaskan 197 orang di Gaza sejak 10 mei, dan 10 orang tewas di Israel, menurut pihak berwenang Israel-Palestina.

Israel mengatakan pada Minggu pagi bahwa gelombang serangan udaranya dalam 24 jam terakhir telah melanda lebih dari 90 sasaran di Gaza.

Serangan udara Israel yang menghancurkan sebuah gedung kantor berita memicu kemarahan internasional.

Korban tewas juga terus meningkat di Gaza ketika tim penyelamat mengevakuasi jenazah dari tumpukan puing-puing bangunan yang runtuh akibat serangan udara.

"Kami sedang tidur dan kemudian tiba-tiba ada roket berjatuhan," kata seorang warga bernama Lamia al-Koulak (43) yang kehilangan saudara kandung dan anak-anaknya akibat serangan udara.

"Anak-anak terdengar menjerit. Selama setengah jam kami dibombardir tanpa peringatan. Kami keluar dan menemukan gedung sebelah runtuh hingga rata," ceritanya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa gerakan dalam melawan Hamas masih akan berlangsung.

"Kampanye kami dalam melawan berlanjut dengan kekuatan penuh. Kami bertindak sekarang, selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketenangan Anda, warga Israel," ujar Netanyahu dalam pidato yang disiarkan di televisi lokal.

Dua dokter dan setidaknya 58 anak telah tewas di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat.

Ada lebih dari 1.200 orang yang terluka dan sebagian besar bangunan kota rudak. Otoritas kesehatan Gaza menyebut ada 40.000 orang yang telah mengungsi dari rumah mereka.

Organisasi kemanusiaan Save the Children memperingatkan bahwa layanan penyelamatan "berada di titik puncak" setelah serangan udara Israel merusak aliran listrik di Gaza.

Tentara Israel mengatakan mengambil semua tindakan pencegahan yang memungkinkan untuk menghindari kematian warga sipil, dan menyalahkan Hamas karena sengaja menempatkan target militer di daerah padat penduduk.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak, dan menuduh Israel melakukan "kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya