Tinggalkan Keluarga, Satgas Nemangkawi Buru Teroris KKB Bertaruh Nyawa

Tak ada satu pun Anggota Satgas Nemangkawi yang bisa mudik (pulang) Lebaran untuk sekadar berkumpul dengan keluarga tercinta.

oleh Rinaldo diperbarui 01 Jun 2021, 20:46 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2021, 20:46 WIB
Satgas Nemangkawi
Satgas Nemangkawi. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Tugas berat bertaruh nyawa dijalani oleh Anggota Operasi Satuan Tugas (Ops Satgas) Nemangkawi. Aparat gabungan Polri-TNI ini tersebar di beberapa wilayah di antaranya di Kabupaten Intan Jaya, Beoga, Kabupaten Puncak Papua, dan Ilaga guna memberi perlindungan kepada masyarakat di Tanah Papua.

Satgas Nemangkawi hinga kini terus memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan risiko besar bertaruh nyawa demi menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI) dan juga melindungi masyarakat sipil di Papua yang selama ini mendapat kekerasan dan tekanan dari aksi brutal teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Seluruh Anggota Satgas Newangkawi harus rela berpisah dengan keluarga demi melaksanakan tugas mulia membela NKRI sekaligus penegakan hukum. Bahkan sampai di hari besar keagamaan seperti Idul Fitri lalu, tak ada satu pun Anggota Satgas Nemangkawi yang bisa mudik (pulang) untuk sekadar berkumpul dengan keluarga tercintanya.

Sudah banyak korban berjatuhan dari aksi kejam teroris KKB. Mulai dari guru-guru non-Papua, tukang ojek online yang dibunuh secara sadis sampai dengan Anggota TNI dan juga Polri yang tewas dalam tugas mulianya. Bahkan terbaru, teroris KKB tega membunuh pelajar SMA atas tudingan mata-mata. Teroris KKB juga membakar dan pengrusakan fasilitas umum seperti rumah ibadah, sekolah dan juga ruko tempat usaha warga sipil.

Pasukan Satgas Nemangkawi juga turun ke pedalaman Papua, mulai dari wilayah Intan Jaya, Nduga, hingga ke Distrik Ilaga, guna menjamin situasi Papua tetap aman dan kondusif. Dalam upaya penegakan hukum Satuan Tugas Operasi Nemangkawi beresiko besar mendapatkan serangan dari teroris KKB yang berada di hutan maupun yang menyamar di antara warga sipil.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto turun langsung memimpin seluruh anggotanya untuk selalu melindungi seluruh warga sipil di Papua dari aksi kejam kelompok tersebut.

Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta para prajurit yang tergabung dalam Satgas Operasi Nemangkawi tidak kendor dalam memerangi KKB yang semakin intens melakukan aksi kekerasan.

"Saya terus memberikan motivasi kepada seluruh anggota yang melaksanakan tugas di Papua untuk terus bersemangat dan tidak boleh kendor dengan peristiwa yang terjadi," tegas Jenderal Listyo Sigit, baru-baru ini.

Ia menegaskan, bahwa negara tidak akan kalah dengan KKB Papua yang terus melancarkan aksi teror kepada masyarakat. NKRI menjadi harga mati yang jarus terus dijaga dari aksi terror pihak manapun, termasuk KKB Papua. Ia meminta Satgas Nemangkawi tidak gentar melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata tersebut.

"Saya perintahakan kepada seluruh anggota satgas yang bertugas, lakukan terus pengejaran terhadap KKB yang ada di Papua, terus berjuang, negara tidak boleh kalah," Listyo Sigit menyemangati.

Listyo Sigit meminta Satgas Nemangkawi harus terus maju memburu dan menangkap seluruh anggota KKB yang selama ini meresahkan masyarakat Papua dengan melancarkan terornya.

"Kami pimpinan Polri, siap untuk mendukung apa pun dalam rangka menegakan hukum di Papua. Kita jaga Papua dari serangan dan tekanan kelompok manapun," perintahnya.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

KKB Menyebarkan Informasi Bohong

Satgas Nemangkawi
Satgas Nemangkawi. (Ist)

Sementara itu, Kepala Operasi Nemangkawi Brigjen Pol Roycke Harry Langie mengatakan, teror yang dilancarkan kelompok teroris ini tidak hanya membuat masyarakat yang datang dari luar Papua ketatukan, tetapi orang asli Papua juga merasakan ketakutan. Polri dan TNI sebagai garda terdepan penjaga keamanan di Republik Indonesia tidak tinggal diam.

"Menjaga NKRI menjadi harga mati. Kami terus memburu mereka (KKB) dengan segala resiko yang ada. Pengegakan hukum di atas segala-galanya. Papua harus hidup damai, sejahtera dan keluar dari ancaman serta teror yang terus menerus menakuti masyarakat di Papua," tegas Roycke Harry.

Dia mengatakan, KKB memanfaatkan media sosial dalam memberikan informasi bohong. Menghasut masyarakat untuk tidak menerima kehadiran TNI-Polri. Mengupload gambar-gambar yang dilarang sesuai dengan UU ITE, yang intinya merupakan provokasi dengan menyebarkan informasi hoaks ke tengah masyarakat.

"Karena itu tim siber kami terus memantau dan melakukan penangkapan kepada siapa pun yang menyebarkan informasi sesat ke masyarakat. Ujaran kebencian yang menyebar hoax genosida ras Papua melalui media sosial selalu mereka lakukan. Ini yang kami antisipasi," ujar Roycke Harry.

Seiring dengan pernyataan Kapolri, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal (Irjen) Prabowo Argo Yuwono mengajak kepada para anggota teroris KKB untuk bersama membangun Papua.

"Kita mengajak orang-orang yang ada di sana, mengajak misalnya dari KKB yang mau turun, silakan. Dia ingin bareng-bareng untuk membangun Papua, silakan," ungkap Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/5/2021) kemarin.

 

Kedepankan Membuka Dialog

Satgas Nemangkawi
Satgas Nemangkawi. (Ist)

Argo Yuwono menambahkan, bahwa tim gabungan yang telah ditugaskan menumpas gerakan KKB di Papua, tetap akan mengedepankan soft approach dengan cara membuka dialog, ketimbang hard approach.

"Yang terpenting adalah kita melakukan dialog, kita juga melakukan ada di sana namanya Binmas Nokken dan juga Teritorial dari TNI AD, juga dari kepolisian kita bersama-sama di sana memberikan edukasi kepada masyarakat," tandasnya.

Dialog tersebut menurut Argo Yuwono, telah dilakukan kepada para kepala daerah yang kawasannya rawan dan kerap terjadi teror aksi KKB yakni Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak dan Kabupaten Nduga.

"Kemarin sudah kita kumpulkan, kita ajak dialog. Ada para bupati yang kira-kira rawan terhadap KKB. Bupati ini kita ajak, dialog, kita tanya apakah permasalahan yang ada di sana. Apa yang dimau masyarakat itu, terutama KKB yang dimau apa," terang Argo Yuwono.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya