Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Menurun Jadi 82 Ribu Kasus hingga 12 Juli

Dia menjelaskan, dari 82.687 kasus aktif tersebut sebanyak 66.581 orang yang menjalani isolasi di rumah ataupun lokasi terkendali milik pemerintah.

oleh Ika Defianti diperbarui 13 Jul 2021, 11:40 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2021, 11:35 WIB
FOTO: Rusun Nagrak Cilincing Bersiap untuk Isolasi Pasien COVID-19
Petugas kebersihan mengepel lantai di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021). Rencananya, Tower 1-5 Rusun Nagrak akan menjadi tempat isolasi pasien COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyatakan adanya penurunan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota. Sebab, pada Kamis (8/7/2021) kasus aktif Covid-19 di Jakarta mencapai 102.082 orang.

"Jumlah kasus aktif di Jakarta turun sejumlah 5.923 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 82.687 kasus baik orang yang masih dirawat maupun yang isolasi," kata Dwi dalam keterangan tertulis, Senin (12/7/2021).

Dia menjelaskan, dari 82.687 kasus aktif tersebut sebanyak 66.581 orang yang menjalani isolasi di rumah ataupun lokasi terkendali milik pemerintah.

Lalu, sebanyak 16.106 pasien masih mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan atau faskes rujukan.

"Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 677.061 kasus," ucap dia.

Berikut data kasus aktif Covid-19 di Jakarta selama sepekan:

- 6 Juli: 94.840 kasus

- 7 Juli: 100.062 kasus

- 8 Juli: 102.082 kasus

- 9 Juli: 100.142 kasus

- 10 Juli: 96.085 kasus

- 11 Juli: 88.610 kasus

- 12 Juli: 82.687 kasus

Sebelumnya, epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menyebut berdasarkan hasil riset serologi warga yang tinggal di wilayah kumuh lebih tinggi terpapar Covid-19.

Survei serologi dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling, pada kurun waktu 15-31 Maret 2021. Survei dilakukan di 100 kelurahan di 6 wilayah Ibu Kota.

"Ternyata memang yang tinggal di wilayah kumuh angka yang pernah terinfeksi lebih tinggi yaitu 48,4 persen dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di tidak kumuh 37,5 persen," kata Pandu dalam diskusi virtual, Sabtu (10/7/2021).

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Separuh Terpapar Covid-19

Pandu menilai data tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda antara warga di permukiman kumuh atau tidak. Dia menilai hal tersebut dapat menunjukan bahwa mobilitas pada penduduk tidak mengenal batas geografis.

Dia juga menyatakan hampir separuh penduduk Ibu Kota telah terpapar Covid-19. Untuk wilayahnya pun merata di 6 kota dan kabupaten.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya