Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan perkembangan terkini penanganan kasus Covid-19 di Ibu Kota.
Salah satu yang disampaikan Anies adalah terkait vaksinasi di Ibu Kota. Berdasarkan data Pemprov DKI, dari 4,2 juta warga ber-KTP Jakarta yang telah divaksinasi Covid-19, hanya sedikit warga yang tetap terpapar virus corona.
Baca Juga
"Dari 4,2 juta orang ber-KTP DKI Jakarta yang sudah divaksin covid-19 minimal dosis pertama, hanya 2,3 persen yang tetap terinfeksi. Angka ini kecil sekali," kata Anies dalam YouTube Pemprov DKI Jakarta, Sabtu 31 Juli 2021.
Advertisement
Selain itu, Anies mengaku akan mewajibkan persyaratan vaksinasi Covid-19 untuk setiap penyelenggaraan kegiatan di Ibu Kota.
Dia menegaskan, bagi yang belum menerima vaksin tanpa alasan tertentu, maka tidak dapat terlibat dalam aktivitas apapun.
"Kami di Jakarta nanti akan melakukan pembukaan kegiatan dengan mensyaratkan harus mengikuti vaksinasi terlebih dahulu," tutur Anies di Polda Metro Jaya, Minggu 1 Agustus 2021.
Berikut deretan pernyataan terkini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penanganan kasus Covid-19 di Ibu Kota dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Target Vaksinasi Covid-19 Jakarta dari Presiden Tercapai Lebih Cepat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan target vaksinasi Covid-19 di Ibu Kota telah mencapai 7,5 juta orang untuk pemberian dosis pertama.
Dia menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menetapkan target 7,5 juta warga Jakarta telah mendapatkan vaksinasi hingga Agustus 2021.
"Alhamdulillah, kita lebih cepat satu bulan dari target jadwal yang sudah ditetapkan. Lebih dari 7,5 juta vaksin dosis pertama dan 2,5 juta vaksin dosis kedua telah diberikan di Jakarta," kata Anies dalam keterangan tertulis, Sabtu 31 Juli 2021.
Dia menyatakan vaksinasi Covid-19 dosis pertama sebanyak 7.507.340 orang, dosis kedua sebanyak 2.667.299 orang dan dosis ketiga khusus untuk tenaga kesehatan sebanyak 3.547 orang.
Advertisement
2. Total 7,5 Juta Sudah Vaksin di Jakarta, Sebanyak 4,5 Juta Warga Ibu Kota
Anies membeberkan, dari 7,5 juta dosis pertama vaksin Covid-19 di Jakarta, sekitar 4,5 juta lebih disuntikkan kepada warga dengan KTP DKI Jakarta.
Sisanya, kata dia, sekitar 3 juta adalah warga dengan KTP non-DKI Jakarta.
Lalu dari 3 juta orang tersebut, sekitar 1,3 juta di antaranya merupakan warga dengan KTP Jawa Barat dan sekitar 500 ribu warga ber-KTP Banten.
Anies menyebut warga luar DKI yang ikut vaksinasi merupakan petugas publik yang bekerja di Ibu Kota.
"Mereka jumlahnya 1,6 juta orang. Jadi, cukup banyak petugas publik yang bekerja di Jakarta, tapi mereka memiliki KTP luar Jakarta," ucap dia.
3. Hanya 2,3 Persen Warga Tetap Terinfeksi Usai Divaksinasi
Anies menyatakan vaksinasi Covid-19 memiliki tingkat keparahan dan kematian yang rendah.
Dia menyebut berdasarkan data dari 4,2 juta warga ber-KTP Jakarta yang telah divaksinasi Covid-19, hanya sedikit warga yang terpapar.
"Dari 4,2 juta orang ber-KTP DKI Jakarta yang sudah divaksin covid-19 minimal dosis pertama, hanya 2,3 persen yang tetap terinfeksi. Angka ini kecil sekali," kata Anies.
Selain itu, dari 2,3 persen masyarakat yang terpapar Covid-19 tersebut tidak bergejala, atau bergejala ringan. Selain itu, tingkat kematian kepada pasien yang telah tervaksin juga sangat rendah.
"Dari 4,2 juta orang yang tadi sudah divaksin ber-KTP DKI, hanya 0,013 persen yang meninggal sesudah terpapar Covid-19, atau kira-kira 13 per 100.000 penduduk," ucap dia.
Advertisement
4. Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Turun Jadi 19 Ribu
Anies menyatakan adanya penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota. Salah satunya yakni mengenai kasus aktif Covid-19 yang pernah mencapai 113 ribu pada 16 Juli 2021.
"Kini telah turun menjadi 19 ribu kasus aktif. Ini artinya kita sudah rendah dibandingkan gelombang pertama di bulan Februari yang lalu," terang dia.
Anies mengatakan, penurunan tersebut akibat adanya pembatasan mobilitas masyarakat hingga pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat saat PPKM Darurat.
Kendati begitu, Anies menyebut saat ini masih terjadi pandemi Covid-19. Sebab penambahan kasus harian masih di atas 1.000 dalam sehari.
"Ini masih tetap tinggi masih ada sekitar 3.000 kasus baru setiap hari walaupun yang sembuh sudah jauh lebih banyak dan kita positivity rate-nya 15 persen. Kita harus mencapai fase ideal di bawah 5 persen," ucap Anies Baswedan.
Selain itu, Anies menyatakan, tingkat keterisian kamar Rumah Sakit juga masih lumayan tinggi.
"Kita harus mencapai angka aman yaitu di bawah 60 persen, sampai saat ini masih sekitar 70an persen," ujar dia.
5. Pemakaman Protap Covid-19 dan Kematian Pasien Isoman di Rumah Turun
Anies menjabarkan, adanya penurunan jumlah pemakaman dengan protokol kesehatan Covid-19 di Jakarta. Pada beberapa pekan lalu pemakaman tersebut sempat terjadi hingga 400 dalam sehari.
"Saat ini sekitar 150, sesekali sampai 200 pemakaman protap Covid-19 per hari ini turun. Sebelumnya bisa sampai 350-400 sekitar dua minggu lalu," kata Anies.
Selain itu, kematian untuk pasien yang menjalankan isolasi mandiri di rumah juga mengalami penurunan. Yakni dari puluhan berkurang menjadi lima dalam sehari.
"Sebelumnya pernah sampai 75 kematian sehari. Jadi kita menyaksikan penurunan," ucap Anies.
Kemudian tren keterisian RS turun menjadi 70 persen. Bahkan antrean di IGD juga sudah terurai.
"Posivity rate juga turun, dan ini kita berada di kisaran 15 persen. Sementara di saat puncak puncak dulu kita pernah mencapai 45 persen," ucap Anies Baswedan.
Advertisement
6. Wajibkan Syarat Sudah Divaksin Covid-19 untuk Setiap Kegiatan di Jakarta
Anies akan mewajibkan persyaratan vaksinasi Covid-19 untuk setiap penyelenggaraan kegiatan di Ibu Kota.
Dia menegaskan, bagi yang belum menerima vaksin tanpa alasan tertentu, maka tidak dapat terlibat dalam aktivitas apapun.
"Kami di Jakarta nanti akan melakukan pembukaan kegiatan dengan mensyaratkan harus mengikuti vaksinasi terlebih dahulu," tutur Anies di Polda Metro Jaya, Minggu 1 Agustus 2021.
Menurut Anies, hal tersebut dilakukan mengingat data yang menunjukkan bahwa resiko terjadinya fatalitas dan gejala berat Covid-19 semakin kecil apabila seseorang sudah menerima vaksinasi.
"Jadi kita nanti akan secara bertahap melakukan pembukaan aktivitas dan itu membutuhkan persyaratan vaksinasi," ucap dia.
Anies mengatakan, demi mendukung rencana tersebut, pihaknya bersama dengan seluruh bagian Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI menggelar program Vaksinasi Merdeka.
Dengan begitu, kata Anies, warga Jakarta dapat segera menerima vaksin dan mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap Covid-19.
"Karena itu program vaksinasi yang sekarang diluncurkan menjadi solusi bagi masyarakat Jakarta, karena di lokasi dekat mereka tinggal, mudah di akses, akan ada lebih dari 900 gerai vaksin. Anda bisa datang dengan mudah sehingga teman-teman warga Jakarta bisa mendapatkan vaksinasi dengan mudah," terang dia.
7. Sebar Lokasi Vaksinasi Covid-19, Tak Ada Lagi Alasan Warga Tak Disuntik
Anies mengingatkan lokasi vaksin Covid-19 di Ibu Kota sangat banyak dan tersebar di mana saja.
Oleh karena itu, dia tidak bisa menerima masih ada alasan warga yang tidak bisa melakukan suntik vaksin Covid-19.
"Lokasi vaksinasi ada di mana saja, Anda tinggal datang hari ini, besok langsung bisa vaksin. Jadi kalau mau ke pasar besok, hari ini bisa vaksin di ratusan tempat di Jakarta. Jadi alasan bahwa tidak bisa vaksin, itu kalau untuk Jakarta agak sulit diterima alasan itu, karena Anda bisa akses di mana saja, kapan saja, Anda tinggal datang lalu melakukan vaksinasi cukup," ujar Anies.
Dengan mendapatkan vaksin, Anies menyebut warga bisa bebas bergerak. Apalagi, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana mewajibkan sertifikat vaksin di setiap kegiatan.
"Sesudah (vaksin) itu Anda bebas bergerak," ucap Anies.
Sementara untuk sebagian orang yang belum bisa divaksin karena alasan medis, Anies menyebut akan ada pengecualian dengan cara membawa surat keterangan dari dokter.
"Ada masyarakat yang belum bisa vaksin memang belum bisa karena alasan medis, ada alasan kesehatan yang membuat mereka tidak bisa vaksin, yang kedua ada yang baru sembuh dari Covid yang belum bisa vaksin, nah mereka cukup membawa surat keterangan dari dokter bahwa mereka memang belum bisa vaksin," ungkap Anies.
Advertisement
8. Minta Warga Jakarta Jangan Lengah dan Kendor Prokes
Anies menyatakan kasus Covid-19 di Ibu Kota sudah mulai menurun. Meski demikian Anies meminta masyarakat tidak kendor dalam menjalankan protokol kesehatan.
Anies menyebut lonjakan kasus berpotensi kembali terjadi bila masyarakat kendor dalam pelaksanaan Covid-19.
"Karena itu jangan kasih kendor, lengah jangan sampai momentum perbaikan ini berbalik karena kita buru-buru merasa senang, buru-buru merasa berhasil, lalu kita mulai berkegiatan bebas," kata Anies.
Karena hal itu, dia meminta masyarakat untuk tetep disiplin prokes. Sebab saat ini penambahan kasus harian masih di atas seribu kasus dalam sehari.
"Ini masih tetap tinggi masih ada sekitar 3000 kasus baru setiap hari walaupun yang sembuh sudah jauh lebih banyak dan kita positivity ratenya 15 persen. Kita harus mencapai fase ideal dibawah 5 persen," tutup Anies.
13 Mal di Jakarta Fasilitasi Vaksinasi Covid-19 per Juni 2021
Advertisement