Jusuf Kalla Akui PMI masih Butuh Banyak Donor Kovalesen

JK meminta kepada para penyintas Covid-19, berkenan mendonorkan konvalesennya demi membantu pasien-pasien yang masih berjuang melawan pandemi Corona.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Agu 2021, 15:18 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2021, 15:18 WIB
Jusuf Kalla
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) meminta partisipasi masyarakat dan pengusaha memerangi COVID-19 yang semakin meninggi di Indonesia, terutama di wilayah DKI Jakarta di sela sela perayaan HUT PMI ke-75 di Markas Pusat PMI, Jakarta, Kamis (17/9/2020). (Tim Komunikasi Jusuf Kalla/JK)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PMI pusat, Jusuf Kalla (JK) meminta kepada para penyintas Covid-19, berkenan mendonorkan konvalesennya demi membantu pasien-pasien yang masih berjuang melawan pandemi Corona.

Sebab, menurut catatanya, saat ini PMI banyak kekurangan stok konvalesen setiap harinya.

"Permintaan Konvalesen semakin meningkat seiring dengan masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia. Khusus DKI Jakarta sendiri paling tidak ada 300 pasien yang masuk waiting list setiap harinya," kata JK dalam keterangan tertulis diterima, Selasa (3/8/2021).

JK mengungkapkan, saat ini PMI baru mampu memenuhi 100 permintaan konvalesen per harinya. Padahal, berdasar data PMI, akurasi kesembuhan terapi plasma konvalesen mencapai 99 persen.

"Setiap 100 pasien yang diberikan terapi tersebut 99 di antaranya dinyatakan sembuh," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ampuh

JK mengamini, meski belum ada obat yang terbukti aman dan efektif untuk menyembuhkan Covid-19.

Namun, penelitian telah membuktikan metode terapi plasma darah konvalesen yang diambil dari pasien yang telah sembuh dapat menolong pasien yang sedang menjalani perawatan Covid-19 di seluruh dunia.

Seperti diketahui, penggunaan terapi plasma konvalesen di Indonesia pertama kali digagas oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bersama Palang Merah Indonesia pada April 2020 silam. Penggunaan terapi tersebut terbukti cukup ampuh untuk menolong pasien dengan kondisi kritis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya