Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tata kelola pemerintahan harus memiliki persiapan secara matang. Setelah persiapan matang, segera dieksekusi.
"Kalau di pemerintahan itu tata kelolanya harus benar. Persiapan, persiapan, persiapan baru action," ucap Anies saat menghadiri acara seremonial revitalisasi Masjid Jami Al-Mansyur, Jumat (8/10).
Baca Juga
Dia berseloroh, cukup hanya merek Nike saja yang memiliki jargon Just Do It. Sementara untuk di pemerintah setiap aksi harus direncanakan secara matang.
Advertisement
"Yang bisa just do it hanya Nike. Tapi selain Nike, harus ada persiapan, persiapan, persiapan," ujarnya.
Dia pun berharap agar masjid tersebut dapat dijadikan sebagai tempat ibadah bagi masyarakat luas.
"Insya allah masjid ini bukan hanya terawat, nantinya secara teknologi diamankan, bukan hanya itu, tetapi ini harus menjadi masjid tempat orang berbondong-bondong datang unuk sujud ke tempat ini," ucap Anies.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sejarah Guru Mansyur
Anies bercerita, revitalisasi terhadap Masjid Jami Al-Mansyur penting dilakukan mengingat sejarah padanya. Merujuk tulisan sejarawan Betawi Alwi Shihab, Anies mengatakan saat masa kemerdekaan Republik Indonesia, Guru Mansyur dengan berani mengibarkan bendera merah putih. Yang mana pada saat itu, warga di Jakarta takut untuk melakukannya.
Singkatnya, kata Anies, masjid yang didirikan pada 1717 itu berharap menjadi tempat sejarah sekaligus pendidikan bagi masyarakat.
Tak luput, ia meminta maaf terhadap warga yang melintasi area Masjid Jami Al-Mansyur mengalami dampak ketidaknyamanan dengan banyaknya debu dari proses pembangunan.
"Selama proses mohon sabar karena mungkin ada kerepotan-kerepotan, kendaraan lewat, debu tambahan mohon dimaklumi tapi insya allah ini demi kebaikan kita semua," ucapnya.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement