Komisi VII Menilai Indonesia Bisa Jadi Leader untuk Industri Halal

Pengembangan industri halal dinilai bisa membuat Indonesia menjadi lead untuk wilayah Asia. Pasalnya, dari berbagai negara tersebut, Indonesia yang memiliki muslim terbanyak.

oleh Reza pada 26 Nov 2021, 16:59 WIB
Diperbarui 26 Nov 2021, 16:58 WIB
Ilustrasi Islami, silaturahmi
Ilustrasi Islami, muslim, silaturahmi. (Photo by mentatdgt from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan industri halal dinilai bisa membuat Indonesia menjadi lead untuk wilayah Asia. Pasalnya, dari berbagai negara tersebut, Indonesia yang memiliki muslim terbanyak.

“Singapura dan Thailand yang muslimnya tidak sebanyak Indonesia, sudah lebih dulu mengembangkan industri halal. Tapi tentu tidak ada kata terlambat untuk memulai dan mengembangkan industri halal di Indonesia. Dan saya yakin kita bisa lead dari negara-negara tetangga sekitar kita,” ungkap Donny saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI mendatangi PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI), salah satu perusahaan yang menerapkan produk halal di Kawasan Modern Estate, Cikande, Serang, Banten, Kamis (25/11/2021).

Oleh karena itu, lanjut Donny, pihaknya mendukung beberapa langkah yang diusulkan pemerintah, diantaranya penyediaan infrastruktur terpadu termasuk didalamnya insentif fiskal bagi perusahaan produk halal, fasilitas dan pembentukan rantai nilai halal. "Insentif fiskal untuk produk halal salah satu jalan, karena memang ongkos distribusi kita tinggi. Kenapa fasilitas? Karena memang kita memang tidak ada kapal khusus untuk ekspor produk halal sehingga ongkos distribusi ekspor jadi tinggi," jelasnya.

Menurut politisi PDI-Perjuangan tersebut mendukung penuh langkah yang disusun pemerintah untuk mengembangkan industri halal bangsa kita. Meski beberapa usulan insentif fiskal dan upaya-upaya pemerintah lainnya itu tetap harus didiskusikan secara detail ke depan, bersama Komisi VII DPR RI.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya