Ketum PBNU Dipilih Malam Ini, Muncul Nama As'ad Said Ali

Pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan dilakukan pada Kamis malam ini.

oleh Mevi Linawati diperbarui 23 Des 2021, 18:16 WIB
Diterbitkan 23 Des 2021, 18:13 WIB
20150803-Pernak-pernik NU Banjiri Muktamar ke-33-Jombang
Pejual pernak-pernik berlogo Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama berjualan di Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8/2015). Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, pin, gantungan kunci, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan dilakukan pada Kamis malam ini. Rencananya akan digelar di Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Terdapat dua kandidat kuat yang bakal maju dalam pemilihan ketua umum ini yakni Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf. Keduanya bahkan saling mengklaim telah mengantongi mayoritas pemilik suara.

Dilansir dari Antara, pendukung Kiai Said Aqil, Sudarto, mengklaim dari 510 pemilik suara yang sudah terdaftar, sebanyak 327 pemilik suara mendukung Kiai Said Aqil.

Sementara itu sebanyak 447 PWNU dan PCNU menghadiri silaturahmi dengan calon ketua umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Graha Wangsa, Bandar Lampung serta menyatakan dukungannya kepada kakak Menag Yaqut tersebut.

Tapi belakangan mantan Waketum PBNU As'ad Said Ali juga turut maju dalam pemilihan dan telah mengantongi suara.

Profil singkat 3 calon

Said Aqil Siroj lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 3 Juli 1953. Ia merupakan putra kedua dari pendiri Pondok Pesantren Kempek di Cirebon, KH Aqil Siroj.

Said Aqil sudah menjadi Ketua Umum PBNU sejak 2010. Sepanjang kepemimpinan Said Aqil, NU sudah mendirikan 43 perguruan tinggi. Selain menjabat sebagai Ketum PBNU, ia juga diangkat sebagai komisaris PT KAI.

Sementara Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Ia merupakan kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Pada 31 Mei 2018, Presiden Joko Widodo melantik Yahya sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Jauh sebelumnya, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Presiden keempat RI.

Adapun As’ad Said Ali merupakan mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) yang menjabat selama 2000-2011 dan menjadi Wakil ketua Umum PBNU 2010-2015.

Namanya memang tidak sementereng Said Aqil maupun Yahya Staquf, tetapi dia bisa menjadi kuda hitam dalam kontestasi Ketum PBNU.

Syarat 99 suara pemilih

Sebelumnya, Ketua Komite Pengarah (SC) Muktamar Ke-34 NU M Nuh mengatakan, semua cabang maupun wilayah boleh mengajukan nama calon Ketum asalnya mengantongi 99 suara dari pemilih.

"Kalau si ketua umum itu setiap cabang, wilayah, mengusulkan nama, siapa saja boleh mengusulkan nama. Syarat minimalnya dari usulan tadi itu, siapa saja yang mencapai 99 suara atau lebih dari 99 suara itu yang masuk calon Ketum," kata Nuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya