Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 6,6 yang terjadi pada Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 kemarin merusak ratusan rumah warga di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Girgi Jantoro menyampaikan, laporan terakhir terdapat 738 unit rumah warga yang rusak akibat terdampak gempa Banten.
Advertisement
Baca Juga
"Kemungkinan data bangunan rumah rusak itu terus bertambah, " kata Girgi di Pandeglang, Sabtu (15/1/2022).
Bangunan rumah yang rusak tersebar di 113 desa yang ada di 27 kecamatan di Kabupaten Pandeglang. Kondisi terparah ada di Kecamatan Sumur, Cibaliung, Panimbang, Cimanggu, dan Cikeusik.
Seperti dikutip dari Antara, 738 bangunan rumah yang rusak itu terdiri atas 164 unit rusak berat, 413 unit rusak ringan, dan 170 unit rusak sedang.
Sedangkan sarana publik yang rusak akibat gempa di antaranya gedung sekolah 13 unit, puskesmas 14 unit, kantor desa tiga unit, masjid empat unit, dan satu unit tempat usaha.
"Kami hingga kini masih melakukan pendataan jumlah kerusakan bangunan dan belum mendata jiwa terdampak bencana," kata Girgi.
Mengungsi di Hunian Sementara
Berdasarkan pengalaman bencana tsunami beberapa tahun lalu, Girgi memastikan para warga terdampak gempa akan menempati hunian sementara (huntara) sebelum mereka mendapatkan hunian tetap (huntap).
BPBD Pandeglang juga memastikan warga mendapatkan jaminan kehidupan dengan menerima kebutuhan bahan pokok, lauk pauk, dan lainya.
"Kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada korban bencana agar mereka hidup layak. Kita yakin mereka bisa terpenuhi kebutuhan dasarnya karena berdasarkan pengalaman," kata Girgi.
Advertisement