DPR Minta Kabareskrim Polri Usut yang Mainkan Isu Konsorsium 303

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan meminta Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto untuk menurunkan tim cyber crime untuk mengusut isu konsorsium 303 hingga pemberhentian Kapolri di tengah kasus Irjen Ferdy Sambo.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2022, 16:44 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2022, 16:44 WIB
Pansus KPK
Anggota Pansus Hak Angket KPK, Arteria Dahlan (kanan) memberi keterangan pers di Jakarta, Senin (20/9). Pansus Hak Angket KPK membeberkan temuan terkait pengadaan alat berat yang diduga dilakukan Ketua KPK Agus Rahardjo. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan meminta Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto untuk menurunkan tim cyber crime untuk mengusut isu konsorsium 303 hingga pemberhentian Kapolri di tengah kasus Irjen Ferdy Sambo.

Dia menilai, ada upaya merusak institusi Polri melalui isu yang berkembang dalam kasus penembakan Brigadir J dengan gerakan yang struktur, sistematis dan masif. Namun, politikus PDIP ini melihat Polri hanya diam saja.

"Kalau kita lihat iramanya itu, bapak mainkan itu panggil tim media bapak ini gerakannya terstruktur sistematis dan masif tapi Polri diam. Pak Agus pakai cyber crime, mainkan. Halal mas itu mas," ujar Arteria saat rapat kerja dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Dia meminta Kapolri Sigit untuk bisa memilah mana isu yang sejalan dengan penegakan hukum penembakan Brigadir J, mana polemik di luar penegakan hukum.

"Penegakan hukumnya harus clear, polemik di luar kasus harus bisa dipisah. Pak Kapolri harus berani memilah memilih mana yang voice mana yang noise. Cermati betul," tegas Arteria.

Di tengah pengusutan kasus penembakan, muncul isu yang melenceng. Polri harus bisa fokus menangani penembakan, jangan terganggu polemik di luar.

Misalnya muncul isu konsorsium 303 Ferdy Sambo sampai isu mafia tambang yang ingin mengadu domba Kabareskrim dengan Sambo. Di tengah itu muncul isu pemberhentian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Saya sangat sedih, geram, marah. Orang bicara seenaknya ugal-ugalan tidak fokus lagi pada kematian Yosua. Bahkan cenderung penasihat hukum atau apa bicaranya udah enggak bicara Yosua bicaranya 303, mafia tambang, bicaranya adu domba Mas Agus dan Sambo. Ini ada organ juga yang mengkoreksi ini pak, tidak bisa dibiarkan hancur pak. Isu berikutnya nonaktifkan Kapolri, berhentiikan sementara, ganti. Ini juga pak," jelas Arteria.

 

Jadi Bahan Pertanyaan

Skema Konsorsium 303 yang muncul setelah adanya kasus Ferdy Sambo, ramai ditanyakan oleh sejumlah anggota Komisi III DPR RI kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra Desmond J Mahesa meminta Kapolri untuk menjelaskan isu-isu yang beredar di tengah pengusutan kasus Sambo agar bisa memperbaiki citra Polri.

Salah satunya adalah beredar diagram-diagram kerajaan Sambo hingga yang menyinggung Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.

"Bias ini muncul diagram yang seolah-olah membalas, ini ada kaya perang di Polri, ini dipertanyakan," kata Desmond saat rapat kerja dengan Kapolri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Anggota Komisi III DPR Fraksi NasDem Taufik Basari juga meminta Kapolri untuk segera menangani beredarnya diagram tersebut. Maka itu, penanganan kasus harus dilakukan cepat agar tidak muncul lagi isu-isu.

"Harus cepat penanganannya pak, karena semakin dia waktunya bertambah maka akan banyak pihak yang melempar beebagai isu dan asumsi. Termasuk sudah disampaikan oleh pimpinan beredar diagram-diagram macam yang kalau kita lihat bentuk diagramnya itu karena saya lawyer dulunya sebelum jadi anggota DPR itu diagram yang biasa dipakai kalau gelar perkara," tegas Taufik.

"Jadi timbul pertanyaan jangan-jangan diagram itu munculnya juga dari dalam. Karena itu cepat penanganannya akan lebih baik," imbuhnya.

 

Diduga dari Dalam

Sementara, anggota Komisi III Fraksi Golkar Supriansa menduga diagram tersebut dimunculkan untuk memecah belah internal kepolisian.

"Karena saya yakin, kalau orang-orang mengatakan ini jangan-jangan dari dalam, kalau saya katakan ini dari luar untuk memecah di dalam. Saya masih melihat bahwa persatuan di kepolisian masih utuh, rakyat menunggu jari-jarinya Pak kepolisian," katanya.

Bahkan, diagram ini membuat perdebatan antara anggota Komisi III.

 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya