Jokowi Wanti soal Ancaman Kerawanan Pangan Akibat Konflik Global

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ucapan selamat dalam hal memperingati hari pangan sedunia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Okt 2022, 16:30 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2022, 16:30 WIB
Lewat Padat Karya Tunai, Jokowi Berharap Daya Beli Masyarakat Meningkat
Presiden Jokowi berjalan di tengah sawah saat meninjau irigasi di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (14/2). Program tersebut diharapkan Jokowi bisa meningkatkan daya beli masyarakat. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ucapan selamat dalam hal memperingati hari pangan sedunia.

Diketahui, momentum tersebut diperingati setiap tanggal 16 Oktober.

Menurut dia menyambut momentum hari tersebut, ihwal tentang ancaman global terhadap masa depan dunia memang nyata. Selain dilanda pandemi yang belum bangkit sepenuhnya, kini dunia makin dihadapkan oleh kesulitan imbas perang Rusia dan Ukraina.

"Ada berbagai prediksi tentang situasi global ke depan yang sama bahwa banyak negara di dunia yang rakyatnya terancam menghadapi kerawanan pangan akut," kata Jokowi lewat Instagram pribadinya, seperti dilihat Minggu (16/10/2022).

Dia meyakini, kunci agar bisa keluar dalam situasi krisis dunia tersebut adalah dengan memperkuat ketahanan pangan.

"Mau tidak mau kita harus hadapi, menghadapinya dengan meningkatkan ketahanan pangan," jelas Jokowi.

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia tengah berusaha akan hal tersebut. Mulai dari persiapan embung sebagai sumber air dalam hal infrastruktur hingga produk-produk pertanian demi lumbu pangan atau food estate.

"Jauh-jauh hari sebelumnya, jalan menuju ketahanan pangan itu sudah kita persiapkan, salah satunya dengan membangun infrastruktur di bidang pertanian, dari bendungan, embung, hingga jaringan irigasi yang mendukung produksi pertanian nasional," Jokowi menutup.

 

Pengembangan Lumbung Pangan

Sebagai informasi, saat ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi terus mendorong pengembangan lumbung pangan atau food estate.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Dia mengatakan, bahwa Kementerian Pertanian telah mengembangkan lumbung pangan di sejumlah wilayah sekitar 60 ribu hektare.

"Ini yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian itu sekitar 60 ribuan (hektare), di mana tahun 2020 itu 30 ribu hektare, kemudian di tahun 2021 itu 14 ribu hektare, dan kemudian ada ekstensifikasi sebanyak 16 ribu hektare," ujar Airlangga di Istana Negara, Jakarta, Rabu 4 Oktober 2022.

Salah satu wilayah pengembangan lumbung pangan yang dilaporkan kepada Presiden Jokowi yaitu Kalimantan Tengah. Untuk pengembangan di daerah itu, Jokowi meminta agar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat menyediakan saluran air dan membantu dalam pengolahan lahan.

"Sehingga nanti Kementerian Pertanian tinggal masuk pada lahan yang sudah siap. Pengembangan di lahan yang sudah siap, disiapkan oleh PUPR," imbuhnya.

 

Wilayah NTT

Sementara itu untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), pemerintah menyiapkan Kabupaten Belu, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur sebagai wilayah pengembangan lumbung pangan dengan komoditas yang disiapkan yaitu jagung dan sorgum.

Airlangga menyebut, ketersedian air dan pupuk menjadi perhatian pemerintah di wilayah tersebut.

"Belu dipersiapkan seluas 559 hektare dan ini komoditasnya adalah jagung, dan ini akan terus diikuti oleh pemerintah. Di Sumba Tengah seluas 10 ribu hektare dan ini realisasinya sudah hampir 10 ribu hektare. Ketersediaan air dan pupuk menjadi perhatian pemerintah," lanjutnya.

Untuk wilayah Papua, pemerintah mendorong pengembangan lumbung pangan di daerah Merauke dan Kerom. Selain itu, pemerintah mengembangkan lumbung pangan di wilayah Sumatera Utara dengan target luas lahan mencapai 22 hektare.

"Ini diberikan penugasan kepada Bupati Humbahas (Humbang Hasundutan) sebagai penanggung jawab sesuai dengan keputusan dari Menko Marinves. Namun, ini (Sumatra Utara) akan punya potensi lebih besar lagi dan diberi tugas kepada Menteri Pertanian untuk juga melakukan intervensi kegiatannya," kata Airlangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya