Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Poltracking Indonesia melakukan survey terhadap Proyeksi Ekonomi Politik Nasional. Survey yang dilakukan pada 21-27 November 2022 itu juga dimaksudkan sebagai catatan akhir tahun kinerja Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin tahun 2022.
Salah satu temuan yang diperoleh dari sample 1.220 responden itu terkait kepuasan publik terhadap kinerja Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca Juga
Nagita Slavina Dikritik Saltum Saat Dampingi Raffi Ahmad Temui Menteri Lihat Wajah Baru Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendapat penilaian luar biasa dari publik. Dari temuan survey itu, publik sangat puas dengan kinerja Erick.
Advertisement
Dengan perolehan 59,4 persen, Erick berada di nomor urut 2 tepat di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 61,4 persen.
Akademisi UIN Sumatera Utara Faisal Riza melihat ada sejumlah hal yang memang patut mendapat apresiasi dari kinerja Kementerian BUMN selama ini. Pertama, unifikasi Bank Syariah milik negara ke dalam bentuk Bank Syariah Indonesia.
"Kemudian motto AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) BUMN dinilai bisa menjadi senjata untuk pencapaian luar biasa ke depan," ujar Riza.
Jadi Garda Terdepan
Riza yang juga Direktur Lembaga Riset dan Konsultasi, Political Literacy Desk (Polldesk) itu juga mendorong Menteri Erick Thohir benar-benar mampu menjadi garda terdepan menjawab ancaman resesi global tahun depan.
"Kan rencananya BUMN mau jadi pembeli siaga hasil tani. Maka kalau ini terjadi, maka kita patut bersyukur. Ini akan jadi kinerja luar biasa," kata Faisal Riza.
Namun dia memiliki catatan sendiri agar Kementerian BUMN menjadi lebih baik ke depan.
Pertama, soal kenaikan harga BBM. Faisal Riza mendorong agar pemerintah dalam hal ini Pertamina mampu mengintervensi pasar.
"Jangan dilepas begitu saja. Bahan bakar ini kan yang menyentuh langsung ke rakyat," kata Faisal Riza.
Catatan kedua, soal daya saing BUMN. "Menyerap investor asing itu bagus. Tapi harus disertai pengarus-utamaan daya saing BUMN itu sendiri agar anak negeri yang berkompeten diberi ruang untuk bersaing dengan luar," tegas Faisal Riza.
Advertisement