Kapolri All Out dalam Kasus Ferdy Sambo

Kasus yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terkait dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, membuat Polri menuai banyak sorotan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Des 2022, 22:54 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 19:00 WIB
Kapolri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Liputan6.com/Lizsa Egaham)

Liputan6.com, Jakarta Kasus yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terkait dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, membuat Polri menuai banyak sorotan.

Pasalnya bukan hanya kasus dugaan pembunuhan berencana, tapi juga perkara Obstruction Of Justice membuat institusi Polri diminta serius mengusut tuntas semuanya.

Terkait hal tersebut, Pakar Hukum Pidana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Hibnu Nugroho menilai wajar jika kasus tersebut mendapat atensi publik dan banyak pihak seperti Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Menurutnya, jika publik bisa memantau artinya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membuat jalannya perkara ini sangat terbuka.

"Iya karena sebagai keterbukaan karena ini sudah mendapat atensi publik atensi masyarakat presiden juga sudah mengatakan seperti itu," kata dia.

Selain itu, Kapolri juga meminta tak pandang bulu, dan menggunakan berbagai cara untuk mengungkap kasus ini, termasuk menggunakan scientific crime investigation.

Menurut Hibnu, Kapolri sudah kerahkan semuanya untuk menunjukkan masyarakat, bahwa Polri sudah terbuka dan tak ada menutup-tutupi kasus.

"Bahkan Kapolri, menyatakan pengungkapan dengan scientific crime investigation jadi sudah all out. Sebagai bentuk pembelajaran semua dan sebagai bentuk keterbukaan polri tidak ada yang ditutupi, tanpa melihat pangkatnya," kata dia.

 

Tingkat Kepercayaan Polri Naik

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan mengatakan, tingkat kepercayaan publik kepada Polri pada Desember 2022 naik menjadi 71,4 persen.

"Angka ini terus menguat bila dibanding hasil survei sebelumnya pada bulan Agustus 2022 yang hanya 56,3 persen," kata Edi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (17/12/2022).

Dia mengatakan, naiknya kepercayaan publik itu berdasarkan survei yang dilaksanakan Lemkapi pada tanggal 2 sampai 14 Desember 2022 dengan melibatkan 1.000 responden berusia 17 tahun ke atas.

Menurut dia, ada sejumlah alasan responden menyebut kinerja Polri semakin dipercaya. Antara lain ketegasan dan transparansi pengungkapan pembunuhan Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan terdakwa mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

Selain itu, penegakan hukum terhadap mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba juga banyak diapresiasi publik.

"Instruksi Kapolri dalam pengoperasian tilang elektronik dan penghentian tilang manual di seluruh Indonesia juga ikut andil meningkatkan kepercayaan publik," kata akademisi dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini.

Dia mengatakan, sinergi Polri dan TNI dalam pengamanan kegiatan internasional G20 di Bali ikut menyumbang kenaikan kepercayaan masyarakat.

"Kami melihat transparansi Polri dalam merespons cepat berbagai kasus sorotan masyarakat sangat baik. Jika respons cepat ini konsisten, tren kepercayaan Polri tentu akan semakin baik lagi," jelasnya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya